Pengusaan Teknik Kihon, Kata, dan Kumite merupakan tujuan akhir dari latihan karate dalam mempelajarinya dalam waktu sangat lama, penguasaan secara
sempurna mungkin tidak dapat dengan mudah atau dalam waktu singkat. Dalam
gerakan kata Jion ada gerakan tersebut yang dilakukan dengan cepat dan gerakan
lambat, dimana perpindahan dari gerakan lambat ke gerakan cepat harus dijaga
keseimbangan. Bentuk gerakan berubah-ubah mengikuti irama dari setiap
teknik. Ada saatnya pengerahan tenaga
dengan kontrol pernapasan. Pada kesempatan yang tepat tiba-tiba dilontarkan
tenaga yang dipusatkan pada satu titik. Kalau unsur-unsur ini dapat dipadukan
secara serasi baru kelihatan kata tersebut indah, hidup, dan berhasil.
Sedangkan dalam mempelajari KATA, ada tiga prinsip – prinsip kata, yakni irama dari teknik, penekanan pada pengerahan tenaga dan pengontrolan pernafasan. Untuk menemukan bagian-bagian teknik yang berirama cepat dan lalu seimbangkan dengan bagian-bagian yang beirama lambat. Irama-irama teknik harus disesuaikan dengan tidak bentuk pelaksanaan gerakan untuk membingungkan lawan dengan mengacaukan irama dan keterampilan lawan dalam bertahan dan menyerang. Selanjutnya bagian-bagian penekanan kekuatan berubah-ubah secara luas diantara teknik-teknik. Ada gerakan yang dilontarkan dengan cepat, dan dalam keadaan pikiran rileks, membiarkan gerakan mengalir dengan lancar untuk melepaskan tenaga dan mencapai titik puncak pada saat mengenai titik sasaran.
Sedangkan untuk pengontrolan pernafasan dan mencoba menganalisis irama yang betul dari penghisapan dan pengeluaran nafas, orang harus tetap sadar akan aliran udara yang keluar masuk ke paru-parunya sampai pernafasan yang bentul menjadi wajar dalam kata. Kontrol pernafasan menyatukan tubuh, pikiran dan semangat. Koordinasi irama pernafasan dengan tubuh sangat penting dalam penggunaan yang betul dari penampilan seluruh tehnik. Saya dapat mengilustrasikan dalam hal ini “Seseorang harus membayangkan dirinya dikelilingi oleh banyak kekuatan lawan yang harus dihadapi, setiap gerakan harus dirasakan melakukan teknik nyata, gerakan dan tenaga menyatu sehingga setiap gerakan dirasa seperti beraliran listrik dan mempengaruhi suasana di sekelilingnya, penampilan kepribadiannya tampak demikian memukau, pikiran tidak pada hal lain, bahkan segi-segi lain dari karate, kecuali kesempurnaan kata”.
Penghayatan dalam melakukan gerakan kata berguna untuk melatih tubuh dan pikiran serta menempa semangat, kosentrasi seseorang hal dapat dilihat dari tenaga yang terkuras, pemahaman orang akan teknik menjadi bertambah luas. Sedangkan didalam pelaksanaan Kata tidak dilakukan dengan penghayatan, semangat, konsentrasi dan pemakai tenaga maka gerakan kata yang dilakukan tidak mempunyai makna atau keindahan (seni).Untuk melakukan penilai terhadap gerakan yang ditampilkan dalam melakukan kata berdasarkan kepada pelaksanaan gerakan diatas.
Pertimbangan dalam penilaian kata secara umum adalah (1) Pemakaian tenaga yang betul, (2) Kecepatan yang sesuai tehnik, (3) Perentangan dan pengketatan tubuh. Selanjutnya tentang pengurangan nilai akan dilakukan jika peserta berbuat kesalahan dalam urutan gerakan dan juga jika pada waktu menyelasaiakan jurus, peserta tidak kembali pada titik dimana gerakan pertama dalam jurus dimulai. Kata Jion merupakan salah kata yang diikut dalam pertandingan berdasarkan atas perguruannya, aliran Shutokan Karate Federation salah satu perguruannya adalah Lemkari, kata jion wajib dimainkan pada pertandingan pendahuluan. Kata Jion artinya kasih dan budi (Nakayama, 1976). Selanjut tentang pelaksanaan gerakan kata jion adalah :
“Jion dalam gerakan – gerakan yang tenang, halus dan harmonis dalam jurus ini, terkandung semangat juang yang tinggi. Jurus ini sesuai untuk mempelajari peluncuran kaki, pengantian posisi dan pembalikan tubuh. Garis peragaan berbentuk I, jumlah gerakan empat puluh tujuh, dan waktu yang diperlukan kira-kira satu menit”. ( Muchsin, 1980)
Dalam
kata jion terdapat banyak teknik-teknik dasar karate (kihon), dapat dilihat
urutan teknik dasar kata Jion,
diantaranya sebagai berikut :
“Shinzentai (sikap siap karate), Jiai No Kamae (sikap siap akan melakukan kata Jion), Zenkutsu Dachi (kuda-kuda depan/berdiri tekuk depan), Kosa Uke (tangkisan dengan dua tangan), Kakiwake Uke (tangkisan menyela), Mae Geri (tendangan kedepan pegas), Chudan Zuki (pukulan kedepan), Gyaku Zuki (pukulan panjang), Jodan Age Uke (tangkisan Ke atas), Manji Uke (tangkisan depan dan belakang), Chudan Kagi Zuki (tinjuan mengunci), Gedan Barai (sapuan kebawah/tangkisan bawah), Teiso Uchi (sentakan pangkal telapak tangan), Kokutsu Dachi (Kuda-kuda tekuk belakang), Morote Uke (tangkisan dua tangan), Ryowan gamae, Kosa Dachi (kuda-kuda rendah), Gedan Juji Uke (sapuan bawah silang/tangkisan silang), Ura Zuki (tinjuan kepalan belakang), Gedan Magashi Uke, Chudan Uchi Uke, Kiba Dachi, Otoshi Uke, Doji Fumikomi, Jodan Tsukami Uke, Yumi Zuki.“
Untuk dapat menguasai suatu teknik keterampilan perlu melalui proses belajar dan didukung oleh pengalaman gerak sebelumnya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka didalam pengusaan teknik karateka harus melakukan latihan yang kontinue dan aktivitas latihan melalui program latihan yang disusun pelatih. Rutinitas latihan yang dilakukan nantinya akan berpengaruh terhadap penguasaan teknik dan seni bermain kata.