Namun masih ada misteri bahwa kekuatan itu tidak
ditentukan oleh kemampuan otot saja. Teknik memukul dan pengukuran
kekuatan pukulan merupakan bagian penting untuk mendesain program latihan bagi
atlet. Prestasi yang diraih seorang atlet merupakan puncak dari latihan yang
maksimal dan kondisi fisik yang mendukung.
Dalam karate diajarkan cara untuk menepis sebuah
pukulan dan tendangan agar pukulan itu hanya menyerempet tubuh kita dan
mengubah arah momentum dari kepalan tangan dan kaki si pemukul menjauhi kita.
Ini dilakukan dengan cara menepis lengan atau kaki lawan kita menjauhi kita
dengan menggunakan lengan kita. Kecepatan yang semakin besar juga
berpengaruh terhadap besarnya energi kinetik yang dihasilkan.
Energi kinetik yang dihasilkan dari gerak suatu benda merupakan
hasil kali setengah dari massa benda dan kuadrat kecepatannya. Kecepatan yang
semakin besar akan menyebabkan energi kinetik yang dihasilkan dari nilai
kuadrat kecepatan akan semakin besar pula.
Energi yang semakin besar inilah yang menghasilkan gaya pukulan
yang terukur, bergantung pada bentuk serangan
lawan kita, kita dapat menepis sebuah serangan ke arah atas, ke arah bawah,
atau ke arah samping. Dengan cara ini, kita tetap terkena pukulan dan tendangan
lawan kita, namun kita hanya akan merasakan sebagian kecil dari besarnya gaya
oleh serangan lawan tersebut.
Struktur otak ahli karate yang berkaitan
dengan kemampuan melakukan pukulan. Makin kuat pukulan seseorang, maka hal itu
menunjukkan bahwa otaknya makin bagus di bagian tertentu. Meski memiliki otot
yang sama besar, kekuatan tiap-tiap orang saat melayangkan tinju bisa
bervariasi berkat adanya perbedaan struktur otak tersebut.
Karate merupakan salah satu cabang ilmu bela
diri yang banyak menggunakan aplikasi konsep fisika terutama konsep impuls dan
momentum dalam teknik menyerang dan menepis. Impuls dan momentum adalah salah satu bentuk representasi energi kinetik.
Impuls merupakan turunan dari momentum, sedangkan momentum adalah hasil kali
massa benda dengan kecepatannya.
Semakin besar kecepatan gerak suatu benda maka
momentumnya juga akan semakin besar. Metodanya
cukup fair yakni membandingkan keduanya melakukan pukulan jarak dekat. Sesuai
prediki, para ahli karate meninju lebih keras. Waktu tampaknya menjadi faktor
utama dan gaya yang mereka hasilkan berkorelasi dengan seberapa baik
pergelangan tangan dan bahu bergerak sinkron.
Bela diri karate ini tidak
bisa terlepas dari konsep impuls dan momentum. Impuls adalah gaya yang bekerja
pada benda dalam waktu yang relatif singkat, sedangkan momentum merupakan
ukuran kesulitan untuk memberhentikan (mendiamkan) benda. Impuls dipengaruhi
oleh gaya yang bekerja pada benda dalam selang waktu tertentu sedangkan
momentum dipengaruhi oleh massa benda dan kecepatan benda tersebut.
Setiap benda yang bergerak pasti memiliki
momentum. Momentum merupakan hasil kali antara massa dengan kecepatan benda.
Karena kecepatan merupakan besaran vektor, maka momentum juga termasuk besaran
vector yang arahnya sama dengan arah kecepatan benda. Gaya momen yang terjadi pada suatu gerak sangat
tergantung pada jarak atau perpindahannya sehingga jarak yang semakin besar
akan menyebabkan momen yang dihasilkan juga semakin besar pula.Impuls benda didefinisikan sebagai hasil kali antara
gaya dengan selang waktu gaya itu bekerja pada benda. Impuls temasuk besaran
vektor yang arahnya sama dengan arah gaya. Seluruh
gerakan karate yang tampak ajaib sesungguhnya hanya merupakan aplikasi
prinsip-prinsip fisika.
Gerakan karateka merupakan paduan gerakan yang
paling efisien sehingga hampir tidak dapat dimaksimalkan lebih jauh lagi. Karate
adalah ilmu bela diri yang menggunakan kecepatan gerakan yang berfungsi untuk
memperbesar momentum yang ditransfer kepada sasaran, memperkecil selang waktu
yang bertujuan untuk memperbesar gaya yang diberikan serta menggunakan bagian
tubuh yang memiliki luas penampang yang kecil yang bertujuan untuk memperbesar
tekanan sehingga lawan akan merasakan efek hantam yang sangat dahsyat.
Rahasia utama dalam gerakan bela diri ini adalah
kecepatan gerakan serta ketepatan fokus serangan (sasaran). Semua teknik dalam
Karate ditujukan untuk menghasilkan kecepatan dan kekuatan secara efisien.
Sebelum memulai gerakan, karateka terbiasa untuk mengambil napas yang dalam,
yang kemudian dikeluarkan lagi sambil berteriak keras "KIAI" saat
melepaskan serangan.
Secara fisika, teriakan KIA merupakan cara untuk melepaskan gaya yang sangat
besar yang dihasilkan oleh otot-otot diafragma (otot yang mengatur gerakan
paru-paru) yang berkontraksi sangat cepat. Dengan berteriak, gerakan yang
dilakukan menjadi lebih efisien, terutama dalam melakukan pukulan.
Komponen reaksi tangan dan power lengan seorang
karateka harus mampu melakukan pukulan dengan cepat dan kuat ke arah sasaran. Dengan
massa yang besar, kecepatan yang tinggi dan waktu sentuh yang kecil terhadap
objek, ini akan mengakibatkan gaya yang diberikan semakin besar. Agar waktu
transfernya sekecil mungkin, setelah mengenai sasaran, sang karateka segera
menarik kembali tangannya dengan cepat.
Untuk memperoleh efek hantaman yang lebih besar
lagi, tekanan yang diberikan oleh tangan sang karateka harus lebih besar. Ini
diperoleh dengan membuat permukaan sentuh antara tangan dan sasaran sekecil
mungkin.
Dalam beladiri karate dikembangkan teknik
keterampilan pukulan dan tendangan hingga mencapai tingkat mahir yaitu
tingkatan dimana seseorang dapat melakukan suatu gerak pukulan dan tendangan
dengan cepat dan tepat. Untuk memiliki gerakan pukulan dan tendangan yang cepat
dan tepat diperlukan latihan yang relatif lama. Identifikasi kualitas
kekuatan-tenaga (strength-power) lebih dihubungkan dengan akibat pukulan pada
banyak gerakan pukulan yang dilakukan.
Bertujuan
untuk memberikan lawan semua kekuatan hantaman pada saat kontak untuk
meningkatkan potensi pukulan itu. Ini adalah prinsip yang juga digunakan dalam
karate Okinawa konvensional. Jika Anda ingin memukul wajah seseorang, bidik
bagian belakang kepalanya. Ini akan memungkinkan tinju untuk melewati dan
menyerang lawan secara langsung alih-alih target awal.
Jika
pada saat disentuh, gagasan kontraksi dan retraksi terjadi. akan mengurangi
kekuatan dampak pukulan yang menghancurkan; sebaliknya, harus ada rasa ekspansi
untuk membiarkan gaya bergerak bebas, dan tidak pernah ada rasa kontraksi atau
retraksi selama kime.