Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan anak meliputi dua factor eksternal, pengaruh yang
diterima oleh anak diawali sejak anak masih dalam kandungan ibunya. Oleh
karenanya, kondisi ibu pada saat mengandung akan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kemampuan motorik bayi (janin) yang sedang dikandung. Setelah anak
dilahirkan, factor eksternal dan factor internal berpadu serta berinteraksi
dengan lingkungan yaitu: “factor-faktor , keturunan, status gizi, aktivitas
fisik, system kelenjer dan hormone pertumbuhan, suku bangsa, kondisi social
ekonomi, kondisi psiko-sosial dan kecendrungan sekuler”, (Husdarta & M.
Saputa, 2000:21)
Selanjutnya Sukintaka (2001:47)
mengemukakan bahwa berkembangnya kemampuan motorik sangat ditentukan oleh dua
factor yaitu: “factor pertumbuhan dan factor perkembang”. Dari dua faktor
penentu ini masih harus didukung dengan latihan, yang sesuai dengan kematangan
anak dan gizi yang baik.
Factor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan motorik seseorang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Faktor keturunan/Genetik
Tingkat kemampuan motorik
sangat tergantung pada keadaan fisik seseorang, dengan latar belakang kehidupan
yang berbeda-beda maka kemampuan motorik antara seseorang dengan yang lain
belum tentu akan sama. Di samping itu perbedaan ras sangat ditentukan oleh
keturunan dan pembawaan. Misalnya, yang lain pendek dan kecil. Ada pula ras
yang mempunyai tulang tubuh panjang, kokoh dan bentuk tubuh yang kekar. Dengan
demikian perbedaan latar belakang itu juga dapat menentukan perbedaan tingkat
kemampuan motorik anak.
2. Status gizi
Gusril (2003:45) mengatakan
bahwa jumlah dan makanan yang dikonsumsi seseorang merupakan indicator dari
status gizi mereka. Energi yang diperlukan untuk kinerja fisik diperoleh dari
metabolisme bahan makanan yang dikonsumsi sehari-sehari, sehingga makanan ataw
zat gizi merupakan salah satu penentu kualitas kinerja fisik dan pertumbuhan
seseorang. Gizi diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan,
tranformasi, penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat gizi untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta menghasilkan
tenaga.
Status gizi adalah keadaan
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Makanan
adalah bahan selain obat ynag mengandung zat-zat gizi dan atau
unsure-unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang
berguna bila dimasukan ke dalam tubuh, makanan yang bergizi diperlukan untuk
kesehatan tubuh yaitu: untuk menyediakan energi, membangun, dan memelihara
jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Sekarang
kata gizi mempunyai pengertian lebih luas, disamping untuk kesehatan, gizi
dikaitan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi dengan perkembangan
otak, kemampuan belajar, dan produktifitas.
3. Jenis kelamin
Guyton (1976:540) menyatakan
bahwa selama periode kanak-kanan yaitu pada usia 6-10 tahun kecepatan
pertumbuhan anak laki-laki maupun wanita hamper sama. Hanya saja pelvis pada
anak wanita cendrung lebih cepat melebar dari pada anak laki-laki. Hal ini
disebabkan karena pengaruh hormone estrogen, hormone ini mempunyai efek samping
khusus memperluas pelvis fungsi ini sangat penting dalam persalinan. Karena
perbedaan yang paling mendasar ini mempengaruhi terhadap kemampuan motorik
seseorang.
4. Tahap kematang
Menurut Elizabeth B Hurlock
(1978:28) kematangan adalah terbukanya karakteristik yang secara pontesial ada
pada individu yang berasal dari warisan genetic individu.tic individu.
Perkembangan berasal dari proses kematangan, sesungguhnya latihan hanya memeri
sedikit keuntungan. Sebaliknya mengendalikan lingkungan dengan cara mengurangi
kesempatan berlatih akan menghalangi perkembangan. Berbeda halnya dalam fungsi
antogenetik fungsi khan untuk individu misalnya: berenang, melempar bola dan
naik sepeda. Tanpa latihan, perkembangan tidak akan terjadi. Kecendrungan yang
diwariskan tidak dapat matang sepenuhnya tanpa dukungan dari lingkungan.
5. Fungsi kemampuan motorik
Tujuan dan fungsi kemampuan
motorik sering tergambar dalam kemampuan anak menyelesaikan tugas motorik
tertentu, kualitas motorik terlihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu
menampilkan tugas motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tugas
motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Jika tingkat
kerbehasil dalam melaksanakan tugas motorik tinggi berarti motorik yang
dilakukan efektif dan efesien (Depdiknas, 2002:7).
Sedangkan fungsi motorik
menurut Gusril (2004:51) fungsi utama kemampuan adalah untuk mengembangkan
kesanggupan dan kemampuan setiap individu yang bergunak untuk mempertinggi daya
kerja. Dengan landasan untuk menguasai tugas keterampilan motorik yang khusus.
Semua unsure-unsur motorik
pada siswa sekolah dasar dapat berkembang melalui kegiatan pendidikan jasmani
dan ktivitas bermain yang melibatkan otot. Sampai saat ini belum terdapat
ketepatan yang bersofat universal terhadap komponen dasar yang menjadi dasar
kinerja jasmani, namun demikian guru pendidikan, ahli latihan maupun pelatih
olah raga kerapkali menggunakan tes-tes kemampuan motorik sebagai alat untuk
melakukan identifikasi. Berdasarkan hasil indentifikasi tersebut aktivitas yang
tepat diberikan kepada siswa, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan
dirinya atau setidak-tidaknya dapat mengurangi kelemahan yang dimilikinya.
6. Cara mempelajari kemampuan
motorik
Keterampilan motorik tidak
akan berkembang melalui kematangan saja, melainkan keterampilan motorik
tersebut harus dipelajari. Sehingga keterampilan motorik anak dipelajari dapat
meningkatkan kualitas keterampilan motorik. Masa kecil sering dikatakan saat
ideal untuk mempelajari keterampilan motorik, karena berkembangnya kemampuan
motorik sangat ditentukan oleh dua factor yaotu: pertumbuhan dan pekembang dari
kedua factor ini masih didukung dengan latihan sesuai dengan kematanngan anak
dan gizi yang baik.
Menurut Sukintaka (2004) ada
beberapa alsan kenapa masa kecil dikatakan masa ideal untuk mempelajari
keterampilan motorik yakni: a) karena tubuh anak lebih lentur ketimbang tubuh
remaja atau orang dewasa, sehingga anak-anak lebih mudah menerima pelajaran, b)
anak belum memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan keterampilan yang
baru dipelajari, maka bagi anak mempelajari keterampilan baru lebih mudah, c)
secara keseluruhan anak lebih berani pada waktu kecil ketimbang telah besar”
Dengan demikian tentunya
kita sebagau guru pendidikan jasmani ataupun orang tua dirumah, untuk dapat
memberi kesempatan belajar keterampilan pada anak. Banyak anak yang tidak
mempunyai kesempatan belajar keterampilan motorik disebabkan factor orang tua,
lingkungan yang tidak memiliki tempat bermain, banyaknya tugas-tugas yang
diberikan guru di sekolah dan sebagainya.
0 Comments:
Post a Comment