Jenis Kata dasar yang sesuai dengan aliran karate Shotokan yaitu, Heian Shodan, Heian Nidan, Heian Sandan, Heian Yondan, Dan Heian Godan. Pada setiap kata, terdiri dari beberapa gerakan. Heian shodan (kata 1) terdiri dari 21 gerakan. Heian Nidan (kata 2) terdiri dari 27 gerakan, Heian Sandan (kata 3) terdiri dari 25 gerakan, Heian Yondan (kata 4) terdiri dari 28 gerakan dan Heian Godan (kata 5) terdiri dari 27 gerakan. Dalam penelitian ini penulis hanya mengkususkan pada kata heian yodan, Kata Heian berarti “Pikiran penuh kedamaian”.
Kata Heian merupakan Kata Shorin, yang memperlihatkan kekuatan, kecepatan, daya ledak, aksi reaksi,
kelincahan, akurasi dan fleksibelitas
gerakan.
Pada gerakan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus,
baik untuk putera maupun puteri. Pada pertandingan kata ini dibagi menjadi dua jenis
: kata perorangan dan kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh
3 orang. Setelah melakukan peragaan kata, para peserta yang
memasuki babak final diharuskan
memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai).
Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan
lebih susah untuk dilatih.
Kata
tingkat dasar yang
diciptakan oleh Yasutsune Itosu (salah
satu guru Gichin Funakoshi). Meskipun
tidak diketahui bagaimana
Kata Heian ini
diciptakan, tetapi banyak yang berpendapat bahwa Heian merupakan bagian dari Kata yang lebih tinggi tingkatannya yaitu Kata Kanku-Dai. Itosu menciptakan Kata
Heian untuk
memperkenalkan
karate
kedalam
kurikulum sekolah untuk menghilangkan kesan tehnik yang
berbahaya yang
terdapat pada Kata lanjutan.
Pertandingan di nomor Kata dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata
beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang dan pada final akan
menampilkan Kata beserta bunkai (aplikasi dari Kata). Menurut Nakayama
dalam Danardono (2010:1) ada tiga hal yang menjadi esensi
pokok dalam memainkan sebuah Kata :
1) Tenaga, dicapai dengan pemahaman yang mendalam tentang kihon (gerak dasar) yang utuh dan
sempurna, dilakukan dengan bantuan pernafasan yang benar agar dapat menghasilkan sebuah tampilan teknik yang kelihatan bertenaga maksimal, kime (maximum output energy perfome).
2) Irama, dicapai dengan penghayatan total
arti Kata sebenarnya, bentuk teknik, penguasaan dan
pengaturan tempo, cepat- lambatnya gerakan. Pergerakan sebuah Kata berdasarkan pada embusen (garis arah baku dari pergerakan
sebuah Kata)
dan aplikasi gerakan teknik yang ada pada sebuah Kata.
3)
Keindahan, dicapai melalui peneguhan diri dalam dua hal, yaitu:
a. Spirit dari dalam,
yaitu
pemahaman mendalam
tentang
arti
historis- filosofis dari Kata yang dimainkan. Ekspresi wajah pada saat memainkan akan mempertegas hal itu dan aura akan terpancar keluar serta terlihat
bagi yang menyaksikan.
b. Spirit dari luar, yaitu
bahasa tubuh yang
mampu menarik perhatian dalam mendukung esensi teknik gerak yang hendak disampaikan
pemainnya.
Pergerakan dan perputaran pinggul serta keluwesan tubuh saat memainkan gerakan Kata merupakan hal yang utama.
Kata heian yodan tergolong
kepada kemampuan gerak dasar, terutama dalam pukulan, lompatan kedepan,
tendangan samping, dan tangkisan
gerakan-gerakan yang ditujang oleh motor
ability tersebut dapat dilihat saat melakukan gedan juji uke, chudan morote
uke, uraken uchi, mae enpi, shuto uchi, chudan uraken uchi, chudan oi zuki,
chudan gyaku zuki, morote kubi osae, dan chudan shuto uke.
Penekanan-penekanan terhadap masing-masing gerakan tersebut tidak mudah
untuk menempatkan agar kesesuai antara kecepatan dan kekuatan bisa sejalan. Hal
ini masih banyak Dojo yang
belum melaksanakan suatu bentuk
gerakan berdasarkan kemampuan gerak dasar pada karateka. Salah satunya
disebabkan pelatih
kurang memperhatikan perkembangan kemampuan gerak karateka dan mengevaluasi
penguasaan kata heian yodan pada saat
karateka menampilkannya.
Selanjutnya dalam hal kondisi fisik pelatih tidak sekedar mengetahui
bagaimana latihan-latihan secara umumnya melain pelatih juga mengetahui
bagaimana pelaksanaan tes dari kondisi fisik berdasar analisis belajar motorik
karena tes umum yang dilakukan kepada cabang-cabang olahraga tentu tidak
terlalu memiliki kontribusi kepada cabang olahraga tersebut. Makanya disini
peneliti menyimpulkan berdasarkan hasil penelitian para pelatih harus melakukan
tes komponen-komponen kodisi fisik harus berdasarkan kebutuhan gerak dalam cabang
olahraga tersebut.
0 Comments:
Post a Comment