Yukan'na Shinju

Inspirasi dan Realitas

  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Downloads
    • Dvd
    • Games
    • Software
      • Office
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Uncategorized

Wednesday, 24 April 2019

Fisiologis Siswa Sekolah Dasar

 Arie Asnaldi     24 April     No comments   


Oleh: 

Arie Asnaldi

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi 
Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang
asnaldi@fik.unp.ac.id


Menurut Sayuti (2011 : 47), “kapasitas anak untuk melakukan kegiatan olahraga tergantung dari struktur fisik dan juga dari caranya berkembang sejak usia dini sampai ia dewasa”. Bedasarkan pendapat tersebut untuk melihat kemampuan motorik siswa Sekolah Dasar, maka terlebih dahulu kita mengkaji tentang pertumbuhan dan perkembangan fisiologis anak.

Menurut Sayuti (2011 : 65), “Pertumbuhan pada masa kanak – kanak ditandai dengan pertumbuhan yang lambat dan relatif stabil”. Untuk itu disini akan dibahas tentang pertumbuhan dan perkembangan fisiologis anak dari segi otot, tulang dan hormon.

a.       Otot
Menurut Giri (2013 : 51), “Otot merupakan sebuah jaringan konektif yang tugas utamanya adalah berkontraksi yang berfungsi untuk menggerakkan bagian – bagian tubuh baik yang disadari maupun yang tidak disadari”. Berat tubuh seseorang ditentukan oleh otot dan lapisan lemak. Sekitar 40% berat dari tubuh kita adalah otot. Tubuh manusia memliki lebih dari 600 otot rangka. Berat tubuh meningkat pada 2 minggu terakhir dalam tahap kehidupan janin dalam kandungan dan berlanjut setelah kelahiran hingga mencapai puncaknya di usia 9 bulan. Pada tahun kedua tubuh anak lebih kelihatan kurus, kecenderungan tersebut berlanjut sampai pada masa pertengahan usia dini.
Pada saat dilahirkan anak sudah  mempunyai  otot,  tetapi  masih  belum  berkembang.  Kemudian  akan berubah  ukuran,  bentuk,  dan  komposisinya.  Panjang,  lebar,  dan  tebal akan mengalami proses pertumbuhan. 
Pada tahun – tahun pertama lapisan lemak berkembang lebih cepat dari pada otot. Lambat laun otot akan bertambah pada masa bayi dan kanak-kanak kemudian meningkat secara tajam pada saat remaja. Pada saat lahir, bayi perempuan memiliki badan yang lebih gemuk dari pada bayi laki - laki. Perubahan ini terus bertahan sampai usia sekolah. Sampai berusia 5 tahun otot - otot akan tumbuh secara proporsi sejalan dengan peningkatan berat tubuh. Terjadi pertumbuhan cepat pada usia 5 sampai 6 tahun dan berat tubuh mencapai 75 persen dari berat otot itu sendiri.
Pada usia anak sekitar 8 tahun, anak perempuan mulai bertambah lemak pada bagian lengan, kaki, badan dan keadaan ini berlanjut hingga masa pubertas. Namun sebaliknya pada anak laki-laki, jumlah lemak ditempat-tempat tersebut akan berkurang . Pada usia 12 sampai 15 tahun untuk anak perempuan dan 15 sampai 16 tahun untuk anak  laki - laki tampak jelas adanya pertumbuhan otot. Pada masa puberitas, otot anak laki-laki berkembang lebih cepat 150% dibanding anak perempuan. Memasuki usia dewasa otot telah berkembang sebanyak lima kali dari saat dia dilahirkan. Bagi rata - rata orang berat otot akan naik sebanyak empat puluh kali dari saat kelahiran sampai ia dewasa.
b.      Tulang
Menurut Umar (2007 : 20) “tulang merupakan jaringan terkeras dari di dalam tubuh manusia”. Dari pendapat tersebut terlihat jelas bahwa tulang merupakan jaringan terkeras yang terdiri dari berbagai bentuk yang ada di dalam tubuh manusia yang tersususun dalam bentuk kerangka tubuh. “Sementara itu susunan kerangka terdiri dari susunan berbagai tulang – tulang yang banyaknya kira – kira 206 buah tulang yang satu sama lainnya saling berhubungan ( Syaifuddin, 2006 : 46)”.
Menurut Giri (2013 : 86), “tulang berkembang dari tulang rawan maupun dari membran yang tersusun dari serabut jaringan ikat, membran akan berkembang menjadi tulang pipih dan tulang pipa berkembang dari tulang rawan dan disebut sebagai tulang kartiligo”.
Anak-anak pada usia yang sama akan berbeda dalam pertumbuhan fisiknya. Cara terbaik untuk memperkirakan kematangan fisik anak adalah dengan menggunakan umur tulang, dengan mengukur perkembangan dari tulang badan. Menurut Sayuti (2011 : 48), “ tulang pada anak yang masih tumbuh dan berkembang masih belom terosifikasi secara penuh dan masih lunak seta lentur”. karena pengerasan tulang pada  masa  kanak-kanak  belum  sempurna  maka  kecelakaan  patah  tulang  tidak terlalu berbahaya.
Perkembangan tulang yang terjadi pada setiap manusia mencakup ukuran, jumlah dan komposisi  tulang.  Perkembangan  tulang  ini  sejalan dengan kecenderungan  pertumbuhan  lainnya. Seiring penambahan usia, bentuk badan akan kelihatan lebih kurus sampai usia remaja. Dalam usia pertumbuhan, anak perempuan lebih cepat perkembangannya daripada anak laki-laki, serta kematangan fisiknya lebih cepat dari anak laki-laki dan itu mempengaruhi keberadaan mereka dilingkungan.
“Menurut Sayuti (2011 : 48), “Percepatan pertumbuhan pada anak perempuan dimulai sekitar usia 9 tahun dan mencapai puncak pada saat usia 12 atau 13 tahun. Jadi sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki – laki yang berusia 12 sampai 14 tahun. Tetapi setelah ini laki – laki akan mulai tumbuh lebih tinggi dibandingkan anak perempuan”.

Menurut Arnheim dan Postolesi dalan Sayuti (2011:49), “walaupun ukuran tinggi dan berat badan akan berbeda satu sama lain, tetapi pada umumnya akan mengikuti pola yang sama sejak dilahirkan sampai dewasa”. Yang mana pola ini ditandai dengan fase perubahan pertumbuhan yang cepat sampai usia 2 tahun pertama, kemudian melambat saat memasuki usia 5 tahun dan selanjutnya akan terjadi stagnasi pertumbuhan dan diakhiri dengan pertumbuhan cepat pada masa remaja.
Menurut Sayuti (2011 : 49), “Pertumbuhan cepat pada anak laki – laki dimulai dari usia 2 tahun kemudian 11 tahun dan akan mencapai puncaknya pada usia 14 sampai 15 tahun”. Penambahan berat badan akan mengikuti pola yang sama dengan pola pertumbuhan tinggi badan. Lebih lanjut dijelaskan Corbin dalam Sayuti (2011:49), “perempuan akan mencapai puncaknya pada usia sekitar 12 tahun dan laki – laki pada usia 14 tahun”.
Osifikasi  atau  pengerasan  tulang  terjadi setelah orang dilahirkan, dan akan  berlangsung terus sampai  masa remaja dan pada  masa  akhir  remaja  pengerasan  tulang  mencapai  kesempurnaan.  Setelah pengerasan terjadi sempurna, maka setiap tulang akan mempunyai ciri tersendiri dengan bentuknya masing-masing. Pengerasan terjadi tergantung pada hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar thyroid.
“Biar bagaimanapun juga tulang masih relatif lemah dan pada bagian – bagian tertentu lainnya akan tetap lemah sampai pertumbuhannya benar – benar telah sempurna,penyempurnaan pertumbuhan ini tidak akan sempurna sebelum menginjak akhir usia remaja (Sayuti, 2011 : 65)”.

Menurut Sayuti (2011 : 50), “pertumbuhan tinggi badan pada umumnya akan tercapai pada usia 16 tahun untuk perempuan dan 18 tahun untuk laki – laki”. Dari pendapat tersebut terlihat jelas bahwa pertumbuhan tinggi badan lebih dahulu perempuan daripada laki – laki.
c.       Hormon
Menurut Phillip (2010 : 161), “Hormon yang sangat penting bagi pertumbuhan manusia ada dalam Pituitary Gland (Kelenjar pituitari) yang letaknya sangat dekat sekali dengan Hypothalamus dalam otak”. Pertumbuhan hormon adalah satu-satunya kelenjar lendir yang diproduksi secara terus menerus seumur hidup. Ini berpengaruh pada perkembangan semua sel didalam tubuh, kecuali sistem susunan syaraf pusat dan kelamin.
Bersamaan dengan hypothalamus dan kelenjar pituitari mendorong kelenjar tyroid (di leher) untuk melepas Thyroxine yang penting bagi perkembangan otak dan perkembangan hormon dalam mempengaruhi ukuran badan.
Menurut Sayuti (2011 : 65), “Pertumbuhan fisik manusia merupakan hal yang sangat rumit”. Tidak hanya disebabkan oleh perbedaan jenis kelamin maupun perbedaan individual pada jenis kelamin yang sama tetapi juga perbedaan individual dari waktu ke waktu selam proses pertumbuhan itu terjadi. Dari uraian tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa pertumbuhan pada usia anak – anak ditandai dengan pertumbuhan yang lambat dan relatif stabil.
d.      Sistem Saraf Manusia
Menurut Giri (2013 : 189), “semua kegiatan dan kerja dari alat – alat yang ada di dalam tubuh manusia diatur  dalam suatu sistem koordinasi, dalam sistem koordinasi terdapat dua bagian yaitu sistem saraf dan sistem hormon”. Sistem saraf manusia ibarat sebagai sebuah jaringan telefon yang menghubungkan ke berbagai pelanggan. Saraf diibaratkan sebagai kabel telefonnya yang menghantarkan pesan dari penelfon ke penerima telfon. Dari ilustrasi tersebut terlihat jelas bahwa saraf berfungsi sebagai penerima rangsangan dan menanggapi rangsangan.
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.

“Menurut Giri (2013 : 190), untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu: (1) reseptor adalah alat penerima rangsangan atau impuls, pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera, (2) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson), pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas,Sel saraf disebut neuron, (3) Efektor adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls, efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar”.

Di dalam tubuh kita terdapat miliaran sel saraf yang membentuk sistem saraf.  Menurut Giri (2013 : 193), “sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi, sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom”.

  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Related Posts:

  • Prinsip – Prinsip Latihan Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE … Read More
  • Implementator Rencana dan Desain Pembelajaran Guru Normal 0 false false false EN-US X-NONE AR-SA MicrosoftInternetE… Read More
  • JogGing Normal 0 false false false EN-US X-NONE AR-SA MicrosoftInternetE… Read More
  • Skor yang Konstan v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} … Read More
  • Training Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE … Read More
Newer Post Older Post Home

0 Comments:

Post a Comment

Followers

Popular Posts

  • Kemampuan Motorik Siswa Sekolah Dasar
    Dalam lingkungan penmdidikan jasamani kemampuan motorik sangat perlu dibicarakan, sebab ia merupakan bagian ranah psikomotorik. dan penge...
  • SOCHIN – LAMBAT & CEPAT
    Shōtōkan Karate Kata Nama Sochin tidak hanya mengacu pada postur (Sochin dachi atau Fudo dachi), tetapi yang terpenting mencerminkan karakte...
  • PPG 2023 Yes & PNS No
      Syarat PPG Prajabatan Gelombang 2 Program PPG Prajabatan Gelombang 2 terbuka untuk calon mahasiswa dengan persyaratan sebagai berikut: 1...

Translate

Pageviews

12493

Subscribe Here

Sign up here with your email.

Categories

  • Ilmu Melatih
  • Karate
  • Karateka
  • Kata Jion
  • Kerjurnas Forki
  • Kondisi Fisik
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate
  • Program Latihan
  • WKF
  • Home
  • About
  • Contact

Video Of Day

Social Plugin

  • facebook
  • twitter
  • pinterest
  • instagram
  • vk
  • youtube
  • instagram
  • youtube
  • whatsapp
  • rss

Fashion[oneright]

  • Ilmu Melatih
  • Karate
  • Karateka
  • Kata Jion
  • Kerjurnas Forki
  • Kondisi Fisik
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate
  • Program Latihan
  • WKF

Tag Cloud

  • Ilmu Melatih
  • Karate
  • Karateka
  • Kata Jion
  • Kerjurnas Forki
  • Kondisi Fisik
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate
  • Program Latihan
  • WKF

Categories

  • Ilmu Melatih 5
  • Karate 7
  • Karateka 7
  • Kata Jion 1
  • Kerjurnas Forki 2
  • Kondisi Fisik 6
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate 6
  • Program Latihan 1
  • WKF 6

Advertisement

Advertisement

About Me

  • Arie Asnaldi
  • Arie Asnaldi

Jurnal Berkarya

Jurnal Berkarya

Jurnal Humanities

Jurnal Humanities

IJKPE

IJKPE

Copyright © 2025 Yukan'na Shinju | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates