Yukan'na Shinju

Inspirasi dan Realitas

  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Downloads
    • Dvd
    • Games
    • Software
      • Office
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Uncategorized

Wednesday, 24 April 2019

Bagaimana Posisi Kondisi Fisik Anda...?

 Arie Asnaldi     24 April     No comments   


oleh:
Arie Asnaldi
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekerasi
Jurusan Pendidikan Olahraga Univeristas Negeri Padang
asnaldi@fik.unp.ac.id

Uraian Singkat.... 
1.      Kondisi Fisik
Untuk mewujudkan prestasi yang maksimal kondisi fisik yang baik merupakan suatu hal yang sangat diperlukan, Syafruddin (1999:32) mengatakan, “kondisi fisik dibedakan atas pengertian sempit dan luas. Dalam arti sempit kondisi fisik merupakan keadaan yang meliputi faktor kekuatan, kecepatan dan daya tahan. Sedangkan arti luas adalah ketiga faktor kekuatan, kecepatan dan daya tahan, ditambah dengan faktor kelenturan dan koordinasi”.
Sajoto (1988:57) berpendapat kondisi fisik adalah salah satu prasayat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dikatakan dasar landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Menurut Sarumpaet (1986:34) menjelaskan bahwa, “kondisi fisik adalah keadaan fisik seseorang pada saat tertentu untuk melakukan pekerjaan  sebenarnya. Seseorang dapat dikatakan memiliki kondisi yang baik apabila ia mampu melakukan pekerjaan yang dibebankan kepadanya tanpa terjadi kelelahan yang berlebihan”.
Selanjutnya frohner ( dalam Syafruddin, 1999:35), bahwa latihan kondisi fisik umum berarti latihan-latihan yang beraneka ragam untuk mengembangkan prestasi tubuh dan untuk meningkatkan kemampuan kondisi fisik khusus. Sedangkan kondisi fisik khusus merupakan komponen yang langsung dikaitkan dengan kebutuhan masing-masing cabang olahraga. Jonath dan Krempel (dalam Syafruddin, 1999:36) menyatakan bahwa kondisi fisik dihubungkan dengan kemampuan prestasi dalam suatu cabang olahraga tertentu, maka kondisi fisik disini disebut kondisi fisik khusu.
Dalam pertandingan atletik kondisi fisik merupakan faktor utama dalam mencapai prestasi, karena dalam pertandingan atletik sangat dibutuhkan kecepatan untuk berlari, daya ledak kelincahan dalam pergerakan, serta mempunyai daya tahan yang baik. Untuk itu, tanpa memiliki kondisi fisik yang baik, atlet atletik akan sulit untuk mencapai prestasi yang membanggakan.

2.      Unsur-unsur Kondisi Fisik
a.       Kecepatan (Speed)
Harsono (1988:256) menyatakan kecepatan adalah “kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, kemampuan untuk jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”.
Syafruddin (1996:55) menyatakan kecepatan secara fisiologis diartikan “sebagai kemampuan yang berdasarkan kelentukan (fleksibility) proses persyaratan dan alat-alat otot melakukan dalam satuan waktu tertentu. Sedangkan secara fisikalis kecepatan dapat diartikan sebagai jarak dibagi waktu, dan hasil dari pengaruh dan kekuatan terhadap tubuh yang bergerak, dimana kekuatan dapat mempengaruhi kecepatan gerak tubuh.
Dari pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa kecepatan adalah suatu kemampuan untuk melakukan gerak dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Sementara itu faktor yang mempengaruhi kecepatan dipengaruhi oleh salah satu kemampuan kondisi fisik adalah kecepatan. Menurut Jonathan dan Krempel yang dikutip oleh Syafruddin (1996:63-64) kemampuan kecepatan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a.       Kekuatan otot merupakan suatu persyaratan mutlak dari kecepatan, tanpa kekuatan otot kecepatan tidak dapat ditingkatkan. Oleh karena itu untuk memperoleh kecepatan maksimal diperlukan oleh yang kuat.
b.      Tegangan otot (urskositas), merupakan serabut otot bisa dipertahankan sedikit melalui pemanasan.
c.       Kecepatan reaksi
d.      Kecepatan kontraksi
e.       Koordinasi
f.       Daya tahan kecepatan
g.      Ciri-ciri antropometrik seperti perkembangan panjang tungkai dengan bentuk tubuh dan lain-lain mempengaruhi pengembangan kecepatan.

Kecepatan diartikan sebagai kemampuan tubuh melakukan gerakan sebanyak mungkin dalam waktu tertentu. Atau dapat juga diartikan sebagai kemampuan tubuh melakukan suatu gerakan dalam waktu yang sesingkat mungkin.                                        
Secara fisologis kecepatan diartikan sebagai kemampuan yang berdasarkan kelentukan (fleksibilitas), proses sitem persyarafan dan alat-alat otot untuk melakukan gerakan-gerakan dalam satu satuan waktu tertentu. Sedangkan secara fisikalis kecepatan dapat diartikan sebagai jarak dibagi waktu, dan hasil dari pengaruh kekuatan terhadap tubuh yang bergerak, dimana kekuatan dapat mempercepat gerakan tubuh (Syafruddin, 1992:56).
b.      Daya Ledak Otot Tungkai
Daya ledak sering disebut juga power, karena proses terjadinya anaerobik yang memerlukan waktu tercepat dan tenaga yang kuat, kemampuan ini merupakan kombinasi antara kakuatan dan kecepatan. Menurut Bafirman (1999:59) tentang daya ledak mengemukakan bahwa:
“Daya ledak sangat penting bagi penampilan sebab dapat menentukan berapa keras seseorang dapat memukul/ menendang, berapa jauh seorang dapat melempar, berapa tingginya seorang dapat melompat dan memperjauh lompatannya, berapa cepat seorang dapat berlari dan berenang. Semuanya dalam keadaan sewaktu-waktu dapat meledak secara maksimal dalam upaya memperoleh kekuatan secara baik dan benar”.
Berdasarkan kutipan diatas, jelaslah bahwa daya ledak merupakan kemampuan untuk menampilkan kekuatan maksimum dan kecepatan maksimal secara eksplisif dalam waktu cepat dan singkat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, sehingga otot yang menampilkan gerakan eksplosif sangat kuat dan cepat dalam berkontraksi.
Dalam melakukan teknik-teknik yang baik dalam olahraga cabang tertentu, sangat dibutuhkan sekali daya ledak otot tungkai seperti: atletik (lari 100 Meter). Daya ledak totot tungkai digunakan untuk tolakan kaki pada saat start.
c.       Kecepatan Reaksi
Beberapa ahli telah menyampaikan pandangannya tentang pengertian kecepatan reaksi, yaitu:
1)      Sajoto (1988:59) mengemumngkakan: “reaksi atau reaction adalah kemampuan seseorang segera bertindak secepatnya dalam menangapi rangsangan yang datang leat indera syaraf atau feeling lainnya”.
2)      San (1992:4) mengemukakan: “kecepatan reaksi adalah kemampuan menjawab rangsangan akustik, optic dan tactil secara cepat. Rangsangan akuatik (pendengaran) misalnya bunyi pistol, pluit, tepukan tangan dan sebagainya. Rangasangan optic (mata) misalnya gerakan tangan, cahaya, warna bola dan sebagainya. Rangsangan tactil (kulit) misalnya memegang/ menyentuh kulit atau badan “.
3)      Nurhasan (1986:47) menjelaskan: ‘reaksi dapat diartikan waktu interfal antara waktu penerimaan rangsanagan dengan jawaban”.
4)      Suharno (1985:31) mengemukakan: “kecepatan reaksi adalah kemampuan organisme atlet untuk menjawab suatu rangsangan secapat mungkin dalam mencapai hasil yang sebaik-baiknya”.
5)      Akip dalam Jusni (1995:16) mengemungkakan: “Reaction Time (kecepatan reaksi) adalah waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk memberikan jawaban setelah menerima suatu rangsangan”.
Berpedoman pada berbagai pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan kecepatan reaksi dalam penelitian ini adalah kemampuan atlet atletik Belibis Club Kab. Solok untuk menggunakan waktu secepat mungkin guna bereaksi memilih warna sesuai dengan warna yang ditampilkan alat pengukur kecepatan reaksi (whole body rection) setelah diberi rangsangan berupa penampilan warna. Dengan kata lain, hasil pengukuran kecepatan reaksi disebut waktu reaksi.
Kecepatan reaksi yang diperlukan dalam atletik tergolong pada reaksi komleks (karena atlet perlu berkontraksi untuk memberikan jawaban terhadap beberapa rangsangan yang diterimanya yakni rangsangan akustik/ pendengaran, optic/ mata dan tactil/ sentuhan kulit).
Rangsangan optic yang diberikan dengan menampilkan warna, hendaknya diterima dan dijawab oleh atlet atletik Belibis Club Kab. Solok dengan cepat dalam bentuk menekan tombol pilihan warna sesuai dengan warna yang ditampilkan. Oleh karena itu, kecepatan reaksi pada hakekatnya memerlukan kecepatan untuk segera bereaksi terhadap rangsangan yaitu dengan melakukan gerakan atau kontraksi otot. Dengan terjadinya kontraksi otot berakhirlah kecepatan reaksi. 
d.      Kelincahan
Menurut Poerwadarminto, (1986). Kelincahan berasal dari kata lincah yang berarti gesit atau cekatan. Sedangkan menurut (Suharno, 1985:32) mengatakan bahwa: kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan dikehendaki.
Kelincahan yang dimiliki merupakan hasil mengikuti latihan. Kelincahan merupakan modal dalam gerak dengan cepat sesuai dengan situasi dan kondisi dari gerak yang akan dilakukan. Dengan demikian kelincahan merupakan dasar dalam mempelajari gerakan-gerakan yang baru. Dalam hal ini Krejci & Peter (1976) mengemungkakan bahwa kelincahan merupakan sekelompok otot untuk bergerak dengan fungsi motorik tinggi yang sangat bergantung dari masing-masing individu.
Selanjutnya (Harsono, 1988:172) menyatakan dalam bukunya tentang kelincahan sebagai berikut:” orang yang lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuh”.
Ini berarti bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk merubah arah dan posisinya yang dikehendaki dengan cepat dan tepat sesaat sedang bergerak tanpa kehilangan kesadaran dan keseimbangan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
Mengingat banyaknya komponen-komponen yang ikut mempengaruhi kelincahan, maka dapat dikatakan bahwa kelincahan merupakan satu komponen yang sangat penting dalam olahraga atletik.
Berdasarkan uraian diatas sangat perlu sekali perhatian khusus dalam pengembangan unsur kelincahan. Atlet memiliki kelincahan yang baik, maka hasil pergerakannya akan baik pula. Adapun beberapa contoh latihan kelincahan antara lain adalah; zig zag run, shuttle run, sguat thrust dan lain-lain sebagainya.
e.       Daya Tahan (Endurance)
Secara sederhana daya tahan dapat diartikan dengan kemampuan menghadapi kelelahan. Namun, secara definitif daya tahan merupakan kemampuan organisme tubuh untuk mengatasi kelelahan yang disebabkan oleh pembebanan dalam waktu yang relatif lama. Weineck (dalam syafruddin, 1992:62) mengartikan: “daya tahan sebagai kemampuan atlet mengatasi kelelahan fisik dan psikis (mental)”. Dengan demikian daya tahan dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh dalam mengatsi beban latihan tanpa menyebabkan kelelahan yang berarti.
Daya tahan merupakan salah satu elemen kondisi fisik yang penting, kerena merupakan basis dari elemen-elemen kondisi fisik yang lain. Secara fisiologis, daya tahan berhubungan dengan kemampuan jantung dan organ pernafasan. Kemampuan jantung dapat menambah volume semenit (cardiac out put) untuk transport oksigen dan zat-zat yang dipergunakan dalam sistem metabolik. Dengan adanya ketahanan jantung dalam bekerja, maka pompaan darah akan lebih lancar sehingga sel-sel memerlukan aliran darah dapat dipenuhi sesuai dengan keperluannya. Fox (dalam Bafirman 2006:22).
Dalam suatu pertandingan, seorang atlet mampu bergerak lebih lama selama pertandingan berlangsung tanpa mengalami kelelahan yang berarti dalam melaksanakan teknik dan taktik yang ada pada olahraga atletik. Pada pertandingan berlangsung dimana penyerangan dan pertahanan harus dapat dilakukan oleh atlet dan harus selalu bergerak dinamis serta agresif untuk mencari keuntungan dalam setiap momen yang ada. Jika seorang atlet atletik tidak memiliki VO2max yang baik, maka dia akan kesulitan untuk mengikuti latihan maupun suatu pertandingan, walaupun atlet tersebut memiliki kemampuan teknik yang baik.
Dari uraian-uraian diatas, terlihat bahwa sangat penting volume oksigen maksimal (VO2max) bagi tubuh manusia, terutama untuk kesegaran jasmani dan ketahanan jantung, otot-otot dan persendian.
Dengan demikian komponen kondisi fisik yang telah diuraikan diatas perlu ditingkatkan harus dilakukan dengan latihan fisik, yang terarah, terorganisir, dan terprogram.

  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Related Posts:

  • Tubuh Karate Optimal Artikel ini akan mengajarkan Anda cara menurunkan berat badan dan membentuk otot melalui karate. Ini juga akan memandu Anda tentang cara mempertahanka… Read More
  • Prinsip Seni Bela Diri Karate Karate adalah seni bela diri yang mengajarkan teknik dan nilai-nilai bela diri, Karate lebih dari sekedar pertahanan diri. Itu dapat mengajarkan… Read More
  • Fisik Karate yang OptimalFisik Karate yang Optimal Apakah ada fisik yang optimal untuk karate? Saya selalu berusaha untuk mengembangkan 'tubuh karate', yaitu fisik y… Read More
  • JION Kata Sederhana            Kata Jion berasal dari Tiongkok dan mungkin mengacu pada biara Buddha. Asal-usulnya dias… Read More
  • Prinsip-Prinsip Latihan Kata JionPengusaan Teknik Kihon, Kata, dan Kumite merupakan tujuan  akhir dari latihan karate dalam mempelajarinya dalam waktu sangat lama, penguasaa… Read More
Newer Post Older Post Home

0 Comments:

Post a Comment

Followers

Popular Posts

  • Komponen Kemampuan Motorik
    Komponen motorik berhubungnan dengan kualitas gerak atau cara melakukan gerakan. Komponen kemampuan motorik secara umum menurut Robert V H...
  • Kemampuan Motorik Siswa Sekolah Dasar
    Dalam lingkungan penmdidikan jasamani kemampuan motorik sangat perlu dibicarakan, sebab ia merupakan bagian ranah psikomotorik. dan penge...
  • MENGELOLA PERUBAHAN, KONLFIK DAN BURNOUT
    Perubahan adalah suatu yang konstan dalam organisasi. Para manejer harus berpartisipasi dan menggunakan perubahan untuk mengarahkan kembali...
  • Teknik dan alat Pengumpulan Data
    1.       Teknik pengumpulan data . Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah kuisioner (angket) yang digunakan untuk mendapatk...
  • SOCHIN – LAMBAT & CEPAT
    Shōtōkan Karate Kata Nama Sochin tidak hanya mengacu pada postur (Sochin dachi atau Fudo dachi), tetapi yang terpenting mencerminkan karakte...

Translate

Pageviews

12489

Subscribe Here

Sign up here with your email.

Categories

  • Ilmu Melatih
  • Karate
  • Karateka
  • Kata Jion
  • Kerjurnas Forki
  • Kondisi Fisik
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate
  • Program Latihan
  • WKF
  • Home
  • About
  • Contact

Video Of Day

Social Plugin

  • facebook
  • twitter
  • pinterest
  • instagram
  • vk
  • youtube
  • instagram
  • youtube
  • whatsapp
  • rss

Fashion[oneright]

  • Ilmu Melatih
  • Karate
  • Karateka
  • Kata Jion
  • Kerjurnas Forki
  • Kondisi Fisik
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate
  • Program Latihan
  • WKF

Tag Cloud

  • Ilmu Melatih
  • Karate
  • Karateka
  • Kata Jion
  • Kerjurnas Forki
  • Kondisi Fisik
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate
  • Program Latihan
  • WKF

Categories

  • Ilmu Melatih 5
  • Karate 7
  • Karateka 7
  • Kata Jion 1
  • Kerjurnas Forki 2
  • Kondisi Fisik 6
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate 6
  • Program Latihan 1
  • WKF 6

Advertisement

Advertisement

About Me

  • Arie Asnaldi
  • Arie Asnaldi

Jurnal Berkarya

Jurnal Berkarya

Jurnal Humanities

Jurnal Humanities

IJKPE

IJKPE

Copyright © 2025 Yukan'na Shinju | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates