Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, apapun bentuknya tubuh pasti
memerlukan energi. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Berdasarkan
system energi predominan (predominan
energi system), maka latihan dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu: latihan
anaerobic dan klatihan aerobic (Fox, 1993). Latihan anaerobic adlah latihan
yang mengguanakan energi dengan sisitem ATP-PC (phosphagen system) dan glikolisis anaerobic (laktid acid system). Dan latihan aerobik adalah latihan yang
menggunakan system energi glikolisis aerobic (aerobic system). Perhatikan gambar 1 di bawah ini:
Gambar 1. Sistem Energi di dalam sel otot skelet (Fox, 1993)
Sistem ATP-PC (phosphagen
system)
Aktivitas yang dilakukan yang dilkukan berulang-ulang kan mnyebabkan persedian
ATP dalam otot menjadi berkurang. ATP simpanan energi didalam otot yang siap
digunakan untuk aktivitas fisik. Namun, simpanan ATP ini tidak bertahan lama,
karena jumlah ATP yang tersedia di dalam otot sangat terbatas. McArdle (1986)
mengemukakan bahwa ATP yang tesedia dalam otot hanya dapat melakukan aktivitas
maksimal selama 20-30 detik saja. Oleh sebab itu, system ini hanya berguna
untuk aktiviats fisik yang sangant cepat dan dalam waktu yang singkat, seperti
: melompat, meloncat, star lari, memukul bola dan sebagainya.
Apabila ATP di dalam otot berkurang selama malakukan aktivitas, maka
perlu adanya resitensa ATP kembali untuk aktiviats selanjutnya. System
penyedian energi pertama yang digunakan untuk meresintesis ATP yang telah
digunakan untukmaktivitas adalah system ATP-PC. System ATP-PC adalah bentuk
penyedian energi yang paling cepat dibandingkan dengan penyedian system energi
lain. Namun, system ATP-PC ini tidak bertahan lama, karena jumlah PC
(phosphokreatin/creatine phospohate)
yang tersedia di dalam otot sangat terbatas, yaitu kira-kira empat kali
banyaknyaATP di dalam otot. Proses ATP-PC dapat dilihat pada gambar 2 di
bawah ini :
Sistem ATP-PC di dalam otot rangka (Bower, 1992)
Apabila PC dipecah, maka akan mengeluarkan energi. Pemecahan
tersebut tidak memerlukan oksigen. Sewaktu ATP digunakan, maka PC segera
dipecah dan akan membebaskan energi. Energi yang dihasilkan dari pemecahan PC
digunakan untuk meresintesa ADP+Pi menjadi ATP. ATP yang terbentuk ini akan
dapat digunakan untuk aktivitas kemabli (Fox, 1993). Setiap individu memiliki
cadangan PC berbeda-beda. Hal ini tergantung kepada factor genetic, terlatih
atua tidaknya individu, danh bentuk serta intensitas latihan (Janssen, 1989;
Fox, 1993). Soekarman (1991) mengemukakan bahwa keuntungan dari system ATP-PC
dapaty digunakan untuk olahraga yang memerlukan kecepatan dan kekuatan. Alas an
yang menunjang dari system ATP-PC adalah: (1) tidak tergantung pada reaksi
kimia yang panjang, (2) tidak membutuhkan oksigen, dan (3) ATP-PC tertimbun
dalam mekanisme kontraktil dalam otot. Jumlah energi yang dapat dihasilkan dari
system ATP-PC dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 1.
Jumlah energi yang dihasilkan dari ATP-PC (Fox, 1993)
OTOT
|
ATP
|
PC
|
TOTAL ATP-PC
|
mM/kg otot
mM dalam seluruh otot
Energi yang dipakai Kcl/kg
otot
|
4-6
120-180
0,04-0,06
|
15-17
450-510
0,15-0,17
|
19-23
570-690
0,19-0,23
|
0 Comments:
Post a Comment