Oleh:
Arie Asnaldi
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu
Keolahragaan
Universitas Negeri Padang
1. Gizi
Kus Irianto (2004)
menjelaskan bahwa “gizi berasal dari bahasa arab “gizzah” yang artinya makanan
sehat”. Untuk menjadi sehat, setiap orang mempunyai kebutuhan gizi yang
berbeda-beda tergantung pada usia, jenis kelamin dan kondisi tubuhnya. Jadi
anak-anak dengan orang dewasa atau orang sehat dengan orang sakit berbeda
kebutuhan gizinya.
Seseorang perlu
makan untuk menjaga agar tubuhnya tetap melakukan segala aktivitas
fisologisnya. Makanan berfungsi untuk menjamin setiap orang agar tetap hidup.
Makanan yang kita makan setiap hari hendaklah mengandung zat-zat giz yang
dibutuhkan oleh tubuh, seperti karbohidrat, lemak, protein, lemak, mineral dan
vitamin. Tiap zat gizi yang kita makan
mempunyai fungsi berbeda-beda. Sunita (2005) mengungkapkan: bahwa fungsi
makanan yang kita makan adalah untuk “menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jarinngan serta mengatur proses kehidupan”.
Berdasarkan kutipan
diatas, dapat disimpulkan bahwa secara umum gizi yang diperlukan oleh tubuh
mempunyai beberapa fungsi, yaitu: Untuk memelihara proses tubuh dalam
pertumbuhan dan perkembangan
terutama bagi mereka yang masih dalam
proses pertumbuhan dan juga untuk memperoleh energi guna untuk melakukan
kegiatan fisik sehari – hari, serta mengatur dan memelihara jaring tubuh.
2. Status gizi
Wirjatmadi, (1998) mengatakan
bahwa “Status gizi merupakan ukuran keadaan gizi pada seseorang dan juga pada
sekelompok orang”. Status Gizi pada seseorang
tidak sama, hal ini diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat -
zat gizi sehari-hari. Cerminan status gizi pada seseoran akan terlihat dari
penampilan tubuh, yang digambarkan pada 3 macam penampilan fisik, yaitu: gemuk,
ideal, dan kurus.
Apabila lebih tinggi dari batas gemuk
tidak termasuk dalam status gizi sehat
dan digolongkan sebagai status gizi lebih (Obesitas). Lebih rendah dari batas
angka kurus juga tidak termasuk status gizi sehat dan digolongkan sebagai
keadaan gizi kurang. Untuk
mengetahui status gizi perlu dilakukan
penilaian dengan berbagai cara antara lain pemeriksaan klinis, antropometri,
laboratorium dan penilaian konsumsi makanan.
Pengukuran antropometri salah
satunya dapat dilakukan dengan menggunakan
pengukuran berat badan dan tinggi badan. Menurut Djiteng Roejito D
(1989:73) Salah satu penilaian status gizi yang cocok untuk anak-anak usia
Sekolah Dasar adalah standar Harvard, yakni; pengukuran Berat badan dibandingkan dengan Tinggi badan
atau hasil ini kemudian dibandingkan
dengan tabel terlampir, dengan klasifikasi sebagai berikut:
90 – 100% baku = Normal
80 – 90% baku = Gizi baik
80 – 85% baku = Gizi sedang
70 – 80% baku = Gizi kurang
< 70 % baku =
Gizi buruk
Sumber: Djiteng Roejito D (1989:73)
Data berat badan diambil
dengan melakukan penimbangan berat badan, dengan cara seseorang berdiri di atas
timbangan berat badan dalam keadaan berdiri tanpa baju dan alas kaki kemudian
dilihat angka berapa yang ditunjuk oleh jarum timbangan maka itulah angka berat
badannya (kg).
Kemudian pengukuran tinggi
badan juga hampir sama, seseorang berdiri tegak dengan pandangan lurus ke
depan, kemudian diukur tingginya dengan menggunakan meteran.
0 Comments:
Post a Comment