Yukan'na Shinju

Inspirasi dan Realitas

  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Downloads
    • Dvd
    • Games
    • Software
      • Office
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Uncategorized

Saturday, 20 August 2011

Hakekat Olahraga

 Arie Asnaldi     20 August     No comments   


Olahraga   saat ini   sudah menjadi sebuah trend   atau gaya hidup bagi sebagian orang, bahkan untuk sebagian orang yang lain olahraga menjadi sebuah kebutuhan mendasar dalam   hidupnya. Olahraga yang sebelumnya dipandang sebelah mata     dan merupakan sebuah aktivitas rekreasi semata, seiring perkembangan jaman dan kemajuan ilmu pengetahuan     olahraga menjelma menjadi  sesuatu yang memiliki  nilai vital dalam  kehidupan sehari- hari  umat manusia. Olahraga menjadi sangat penting karena tidak terlepas dari kebutuhan mendasar manusia itu sendiri yang pada prinsipnya selalu bergerak. Olahraga itu sendiri merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang bertujuan untuk mempertahankan hidup serta meningkatkan kualitas hidup seseorang. Tujuan seseorang berolahraga adalah untuk meningkatkan derajat sehat   dinamis (sehat dalam gerak), dan   sehat statis   (sehat dikala diam). Prestasi     melalui  kegiatan  olahraga  pun  menjadi  suatu  alasan  sesorang menekuni olahraga. Hal tersebut sejalan dengan isi Undang-undang RI nomor
3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional yang menyatakan bahwa

”Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkanpotensi jasmani, rohani, dan sosial”.
Olahraga bisa dilakukan oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun tanpa memandang  dan  jenis  kelamin,  suku,  agama,  ras, dan  sebagainya.Olahraga mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan bangsa. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mutohir (2005), hakekat olahraga   adalah sebagai refleksi kehidupan masyarakat suatu bangsa. Di dalam olahraga tergambar  aspirasi  serta  nilai-nilai  luhur  suatu  masyarakat,  yang  terpantul lewat   hasrat   mewujudkan   diri   melalui   prestasi   olahraga.   Kita   sering mendengar kata-kata bahwa   kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat tercermin dari prestasi olahraganya. Harapannya adalah olahraga di Indonesia dijadikan alat pendorong gerakan kemasyarakatan bagi lahirnya insan manusia unggul, baik secara fisikal, mental, intelektual, sosialnya serta mampu membentuk manusia seutuhnya.
Pemahaman tentang konsep olahraga dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Engkos Kosasih (1980:20) istilah sport berasal   dari bahasa  Latin  ”disportare”  atau  ”deporate”  didalam  bahasa  Itali  menjadi
”diporte” yang artinya penyenangan, pemeliharaan atau   menghibur untuk bergembira.Istilah olahraga dan sport itu berubah sepanjang waktu, namun mempunyai pengertian yang sama yaitu esensi pengertiannya kebanyakan berkaitan dengan 3 unsur pokok yaitu bermain, latihan fisik, dan kompetisi. Sedangkan menurut Ratal Wirjasantosa (1984:21) olahraga berarti memperkembangkan, memasak, mematangkan, menyiapkan manusia sedemikian rupa, sehingga dapat melaksanakan gerakan – gerakan dengan efektif dan efisien”. Nuansa usaha keras mengandung ciri permainan dan konfrontasi  melawan  tantangan  tercermin  dalam  definisi  UNESCO  tentang sport yaitu : setiap aktifitas fisik  berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur dan orang lain ataupun diri sendiri. Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan. Olahraga (sport) tidak digunakan dalam pengertian  olahraga    kompetitif  yang  sempit,  karena  pengertiannya  bukan hanya sebagai himpunan aktifitas fisik yang resmi terorganisasi (formal) dan tidak resmi (informal) yang tampak dalam kebanyakan cabang-cabang olahraga namun juga dalam bentuk yang mendasar seperti senam,latihan kebugaran jasmani atau aerobik.
Olahraga juga memiliki keterbatasan. Keterbatasan dalam  olahraga yang dimaksud adalah adanya aturan-aturan yang harus dipatuhi, baik itu dalam olahraga yang bersifat play (bermain), games maupun   sport. Aturan dalam olahraga  yang  bersifat  play,  tidak  terlalu  ketat,  karena    play  merupakan aktivitas fisik yang bersifat sukarela dan dilakukan secara bebas. Misalnya ketika kita lari di sore hari/ jogging, yang kita perhatikan adalah kita harus menggunakan pakaian dan lari di tempat yang tidak mengganggu aktivitas orang lain. Kemudian,olahraga yang bersifat games, aturannya sudah mulai ketat. Karena   dibuat oleh pemain yang akan melakukan permainan untuk ditaati bersama. Misalnya, pada waktu kita ingin bermain bola voli dengan
teman yang lain, sebelum permainan dimulai, kita sudah menentukan kesepakatan atas aturan yang akan kita gunakan, baik itu penentuan set, skor, jumlah pemain dan lain sebagainya. Olahraga dalam bentuk  sport, aturan yang harus dipatuhi sudah sangat kompleks, dibuat secaraformal oleh organisasinya. Misalnya dalam permainan sepak bola atau pun permainan lainnya. Semua sudah ada ketentuannya. Di situ sudah ada paraturan/ pembatasan ruang, luas, jumlah pemain dan aturan-aturan   lain yang harus dipakai sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan sebelumnya. Di dalam olahraga, aturan- aturan yang telah dibuat bukan merupakan suatu hal yang dapat menghambat pengembangan kemampuan dalam berekspresi atau juga bukan merupakan pengekang kebebasan, melainkan suatu bentuk tindakan untuk menjadikan olahraga itu menjadi lebih baik, penuh dengan seni dan etika.
Di zaman modern ini manusia telah berhasil mengembangkan berbagai macam    teknologi  termasuk  mengembangkan    beberapa  teknik  olahraga, namun dengan semakin berkembangnya teknologi   justru sebagian   manusia menjadi korban dari perkembangan teknologi tersebut karena dengan semakin berkembangnya teknologi maka akan mempermudah kinerja seseorang, dengan kata lain teknologi akan mengurangi aktifitas fisik seseorang. Dengan berkurangnya aktifitas fisik seseorang maka akan     berpengaruh terhadap kebugaran tubuhnya dan nantinya akan berpengeruh juga terhadap aktifitas fisik lainnya. Oleh karena hal tersebut disarankan untuk tetap menjaga kesehatan dan kebugaran dengan cara berolahraga secara baik dan benar.
Olahraga   adalah   gerak.   Gerak   merupakan   kebutuhan   hakiki   bagi manusia. Kebutuhan gerak ini adalah gerak spesifik dan dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan. Gerak adalah kebutuhan dasar bagi manusia,   sama halnya seperti makan dan minum. Salah satu karakteristik makhluk hidup di dunia ini,termasuk manusia adalah melakukan gerakan. Antara manusia dan aktivitas fisik merupakan dua hal yang  sulit atau tidak dapat dipisahkan. Hal ini dapat dilihat bahwa sejak manusia pada jaman primitif hingga jaman moderen, aktivitas fisik atau gerak selalu melekat dalam   kehidupan sehari- harinya. Neilson (1978:3) mengemukakan bahwa manusia berubah sangat sedikit selama 50.000 tahun yang berkaitan dengan organisasi tentang struktur.dan fungsi yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa perubahan utama bukan pada manusianya, melainkan pada kebutuhan dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan perubahan-perubahan besar   di dalam   lingkungan alam   dan lingkungan buatan manusia. Manusia berusaha memodifikasi lingkungannya dengan mencoba-coba, eksplorasi dan dengan eksploitasi. Pada jaman primitif gerakan pada mulanya merupakan gejala emosional murni yang dilakukan manusia untuk kesenangan dan komunikasi dengan dewa. Selanjutnya, gerakan berkembang dari pelaksanaan gerak yang tidak terencana ke kondisi gerak yang hingar-bingar pada pacara seremonial dan komunikasi untuk kerja seni.
Karena aktivitas gerak   sangat penting baik untuk kelangsungan hidup maupun komunikasi dengan dewa, maka aktivitas fisik tersebut merupakan yang terpenting untuk eksistensi manusia. Oleh   karena itu,   mereka   mulai menyusun struktur geraknya ke dalam bentuk-bentuk yang bermanfaat, tepat dan sadar.Semua peristiwa penting dalam siklus kehidupan orang primitif yang memiliki makna praktis dan religius disimbolkan dalam gerakan-gerakan tubuh yang terstruktur. Di seluruh periode evolusinya, aktivitas fisik sangat penting untuk kelangsungan hidup dan tetap penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimum. Harrow (1977 : 5) mengemukakan bahwa  ada tujuh pola gerak yang sangat penting untuk eksistensi   orang primitif yang merupakan dasar gerakan keterampilan. Aktivitas gerak ini adalah inheren dalam diri manusia,yakni lari, lompat/loncat, memanjat, mengangkat, membawa, menggantung, danmelempar. Hingga kini aktivitas fisik atau gerak, juga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena gerak dipandang sebagai kunci untuk hidup dan untuk keberadaan dalam   semua bidang kehidupan. Jika manusia melakukan gerakan yang memiliki tujuan tertentu, maka ia mengkoordinasikan aspek-aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.
Secara internal, gerak manusia terjadi secara terus menerus, dan secara eksternal,   gerak   manusia       dimodifikasikan   oleh   pengalaman   belajar, lingkungan yang mengitari, dan situasi yang ada. Oleh karena itu, manusia harus disiapkan untuk memahami fisiologis, psikologis dan sosiologis agar dapat mengenali dan secara efisien menggunakan komponen-komponen gerak secara keseluruhan.Dengan demikian, antara manusia dan aktivitas fisik tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya.
Olahraga   merupakan kegiatan yang terbuka bagi semua orang sesuai dengan kemampuan, kesenangan dan kesempatan, tanpa membedakan hak, status sosial atau derajat dimasyarakat. Dengan kata lain, olahraga dilakukan oleh berbagai unsur lapisan masyarakat. Olahraga sebagai kegiatan fisik mempunyai  peranan  yang  sangat  penting  dalam  usaha  peningkatan  derajat sehat dan mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Derajat sehat yang tinggi dicerminkan oleh kemampuan melakukan kerja fisik yang lebih
berat.

Olahraga juga dapat berperan sebagai sarana untuk pertukaran budaya dari berbagai negara,   berbagi informasi dan mengembangkan pemahaman budaya timbal balik. Ini berarti olahraga sering menjadi barang ekspor budaya dari Negara maju dan menyatu dengan hidup sehari-hari orang di negara lain. Partisipasi even olahraga internasional sering bermakna bahwa negara lemah harus  mencari  negara  tangguh  atau  yang  disebut  adikuasa  dalam  olahraga untuk mendapat  bimbingan  dan sumber daya. Menurut Adolf Ogi, mantan Presiden  Swiss  yang  kini  bertugas  sebagai  penasehat  khusus  Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai olahraga untuk pembangunan   dan   perdamaian      menyatakan   bahwa,“Nilai-nilai   olahraga identik dengan nilai-nilai PBB. Kegiatan olahraga perlu terus dipromosikan demi keselamatan umat manusia”. 
Lebih lanjut Piere De Cerbertin dalam beberapa tulisannya menyatakan bahwa, “Olympic Games bukan hanya event atletik saja, tetapi Olympic Games merupakan inti dari gerakan sosial yang luas. Melalui kegiatan olahraga   akan meningkatkan pengembangan kualitas sumberdaya manusia dan saling pengertian secara Internasional” (IOC,2002; Tode,2002; Ian Seagrave,1995 dalam Maksum,  2004). Moto Olimpik  “Citius, Altius, fortius” (lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat) telah menjadi suatu filsafat hidup, mengagungkan dan mengkombinasi suatu keseluruhan yang seimbang,kualitas tubuh, akal dan pikiran serta mencampur olahraga  dengan kultur dan pendidikan sedangkan Olympism mencari untuk menciptakan suatu jalan hidup berdasar pada kegembiraan, nilai bidang pendidikan dari contoh dan rasa hormat yang baik untuk prinsip etis pokok yang universal.

Adapun prinsip dasar paham Olimpik menurut  Harsuki (2012 : 32-33)

sebagai berikut:

a. Paham Olimpik (Olympism) ialah suatu falsafah hidup yang mengagungkan dalam suatu keseluruhan keseimbangan dan kualitas badan, kemauan, dan jiwa  (pikiran).  Memadukan  olahraga  dengan  budaya  dan  pendidikan, paham olimpik mencari dan menciptakan suatu cara hidup yang didasarkan atas kegembiraan berusaha, nilai pendidikan dengan suatu contoh yang baik dan  menghormati akan prinsip etis yang fundamental serta berlaku umum.
b. Tujuaa     dari  paham  Olimpik  adalah  menempatkan  olahraga  sebagai pelayanan dari pengembangan manusia yang harmonis, dengan visi untuk mempromosikan suatu masyarakat yang damai yang   terkait dengan pemeliharaan martabat manusia.
c. Gerakan   Olimpik   (Olympic   Movement)   ialah   kesepakatan   bersama, diorganisasi, semesta, dan kegiatan tetap, yang dilaksanakan di bawah otoritas tertinggi dari IOC, bagi semua individu yang diilhami oleh nilai- nilai dari paham Olimpik, yang kejadiannya meliputi lima benua. Hal tersebut akan mencapai puncaknya dengan membawakan secara bersama- sama atlet dunia dalam suatu festival olahraga yang   besar yaitu Olympic Games. Simbolnya berupa lima lingkaran yang saling berkaitan.
d. Praktik melakukan olahraga merupakan hak asasi manusia. Setiap individu harus  memiliki  kesempatan  untuk  berolahraga  tanpa  ada  diskriminasi apapun dan dalam semangat olimpik yang mensyaratkan saling pengertian dengan semangat persaudaraan, solidaritas, dan fairplay. Organisasi, administrasi,   dan   manajemen  olahraga  harus  dikontrol  oleh  organisasi olahraga yang independen.
e. Segala bentuk diskriminasi yang berkaitan pada perorangan yang didasarkan atas rasial, agama, politik, gender, atau lainnya yang bertentangan dengan kepemilikan gerakan Olimpik.
f.  Kepemilikan pada Gerakan Olimpik mewajibkan kepatuhan pada Piagam

Olimpik (Olympic Charter) dan pengakuan oleh IOC.

Dewasa ini perkembangan sport entertaint menunjukkan akselerasi luar biasa, sehingga bila diamati, adakalanya bermunculan hal-hal yang sulit diterima akal sehat, namun menjadi nyata di dunia olahraga.Yang paling mutakhir dan fenomenal adalah beckham ology. Beckhamology adalah bidang kajian baru dalam industri olahraga yang mempelajari bagaimana seorang Beckham sejak usia dini telah diformat hingga menjadi sebuah ikon dalam dunia olahraga, industri, dan hiburan. Setiap jengkal dari bagian tubuhnya, gaya, dan geraknya mampu mendatangkan uang. Membentuk seorang dari bukan siapa-siapa hingga menjadi seorang yang luar biasa tentu harus dengan pendekatan teknologi canggih. Karena itu, dibutuhkan dana dan investasi yang tidak kecil. Parkhouse dalam buku Sport Management  menyatakan olahraga adalah bisnis besar dan industri olahraga sudah menjadi fenomena di Amerika Serikat. Semua kebutuhan mulai dari alat-alat/perlengkapan, keperluan atlet, sampai penyiaran acara dikelola dalam format industri. Pendapat ini memberikan pengertian bahwa olahraga telah dikelola selayaknya   sebuah industri  yang  berorientasi  profit.  Karena     itu,  diperlukan  manajer  yang memiliki  pemahaman  dan  kemampuan  professional  dalam  bidang keolahragaan.
Perkembangan olahraga Indonesia saat ini   memang belum     mampu menghasilkan suatu perubahan pada masyarakat. Selain prestasi olahraga Indonesia yang kian menurun sebagai dampak dari adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, olahraga seakan-akan tidak mendapat perhatian secara serius dari   pemerintah   dan   apalagi   masyarakat.   Pemerintah   dengan   Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama-sama telah menyepakati Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Petikan perundang- udangan keolahragaan itu mengamanatkan bahwa masyarakat harus ikut serta dalam mengembangkan olahraga nasional, terutama industri olahraga.
Sumber  utama  yang  sering  menjadi  penghalang  pembinaan  prestasi adalah ketidakmampuan organisasi dalam memperoleh dana pembinaan yang tidak kecil jumlahnya. Mungkin sudah saatnya kita bercermin pada negara- negara lain yang telah mampu mengelola olahraga sebagai sebuah industri. 
Salah satu kunci keberhasilan adalah kemampuan mengemas olahraga menjadi tontonan menarik dan layak jual. Atau,   menjadikan olahraga sebagai suatu kebutuhan yang senantiasa dicari. Hal ini dikarenakan bahwa keberhasilan olahraga tidak bisa diukur dari berhasil  tidaknya  meraih  medali, tetapi  lebih kepada kemampuan untuk menggerakkan olahraga   itu menjadi tontonan yang menghibur,menggembirakan, dan yang paling puncak adalah menjadi industri olahraga.
Semboyang   yang   dikumandangkan   setiap   tanggal   9   September

”memasyarakatkan  olahraga dan mengolahragakan  masyarakat”  sangat baik bila maknanya dapat diamalkan semua pihak. Bilamana olahraga benar-benar memasyarakat dan masyarakat telah membutuhkan olahraga, institusi olahraga dapat berharap akan memperoleh dana dari masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat tampaknya menjadi kata  kunci  keberhasilan pengelolaan olahraga secara mandiri. Karena itu, masyarakat inilah yang harus digarap terlebih dulu. Sebagian besar dari masyarakat kita lebih senang bila dapat menyaksikan tontonan dengan gratis.Mereka yang biasa disebut kalangan atas gemar dimanjakan dengan tiket gratis, sementara masyarakat bawah berupaya menerobos pintu gerbang atau memanjat pagar agar dapat menikmati tontonan secara  gratis.  Simpulannya,  masyarakat  kita  masih  sangat  menikmati  dan merasa   bangga   apabila   dapat   menonton   suatu   pertandingan   akbar   dan bergengsi secara gratis. Hal ini berbeda dengan yangterjadi di Hong Kong sebuah negara kecil, saat klub sepakbola Real Madrid bertandang ke Hong Kong, terlihat begitu besar antusias masyarakat Hong Konguntuk menyaksikan langsung pertandingan tersebut meskipun harga tiket masuk relatif mahal. Masyarakat Hong Kong benar-benar menempatkan sepakbola sebagai tontonan menyenangkan, sehingga berapa pun biaya   tiketnya, mereka tetap membeli. Jenis masyarakat semacam  inilah yang sangat potensial sebagai sumber dana.
Beberapa  tahun  silam  masyarakat  Indonesia  telah  memberikan  andil besar dalam penyandangan dana olahraga nasional melalui program undian. Program ini tidak terus berjalan, karena penyimpangan kearah perbuatan yang menurut agama dan adat kita berlawanan. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam menumbuhkan olahraga nasional kian terasa ketika Krisis multidimensi menghinggapi bangsa Indonesia. 
Menumbuhkan  partisipasi masyarakat dalam pembangunan  industri  olahraga  memang  bukan  hal  yang  mudah  di  jaman sekarang ini, tapi kita harus bisa berbangga hati karena potensi masyarakat Indonesia yang begitu besar dalam menumbuhkan Industri olahraga. Sehingga permasalahan sekarang adalah bagaimana menggerakkan masyarakat Indonesia untuk dapat berpartisipasi   aktif dalam pembangunan industri olahraga Indonesia.
Pengembangan olahraga di negeri ini harus dilaksanakan secara berkesinambungan, terprogram, dan menuntut   kerja keras agar tercapainya prestasi dan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang  memiliki  tingkat  kesehatan  dan  kebugaran  yang  baik.  Pembinaan olahraga  dimulai  sejak  usia  dini  baik  pada  lembaga  non  formal  maupun lembaga formal, Karen telah dirasakan bahwa olahraga akan dapat memberikan sumbangan yang berarti terhadap   seluruh elemen kehidupan manusia. Pemerintah   bahkan   menjadikan olahraga sebagai pendukung terwujudnya manusia Indonesia yang sehat dengan menempatkan olahraga sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan yang dituangkan dalam Tap MPR No. IV/MPR/1999 (GBHN) yaitu menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup.
Pembangunan olahraga pada dasarnya adalah upaya yang diarahakan dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga Sejalan dengan itu, pembangunan olahraga seyogyanya harus dilakukan sesuai dengan kondisi serta karakteritik masyarakat  dan lingkungan masyarakat yang akan menjadi  sasaran atau target pembangunan. Partisipasi masyarakat dapat dilihat  dari  beberapa  aspek,  yaitu:  tingkat  dan  pola  partisipasi  masyarakat dalam berolahraga, tujuan dan motivasi berolahraga, dan karakteristik kegiatan olahraga masyarakat yang meliputi jenis olahraga, jalur olahraga yang digunakan dan frekuensi serta intensitas berolahraga.
Tujuan akhir pembinaan olahraga itu tidak lain untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, sehingga secara konsisten perlu menempatkan olahraga   sebagai   bagian  integral   dari   pembangunan.   Dengan   demikian, olahraga ditempatkan bukan sekadar merespons tuntutan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya, tetapi ikut bertanggung jawab untuk  memberikan arah perubahan yang diharapkan. 
Keteguhan terhadap komitmen ini didukung oleh begitu banyak fakta dan pengalaman bahwa olahraga yang dikelola dan dibina dengan baik akan mendatangkan banyak manfaat bagi warga masyarakat. Seperangkat   nilai   dan   manfaat   dari   aspek   sosial,   kesehatan,   ekonomi, psikologis dan pedagogis merupakan landasan yang kuat untuk mengklaim bahwa olahraga merupakan instrumen yang ampuh untuk melaksanakan pembangunan yang seimbang antara material, mental, dan spiritual.
Pengembangan bangsa Indonesia dewasa ini lebih diarahkan untuk pencapaian   hidup   makmur,   sejahtera,   aman,   tenteram   dan   berupaya menciptakan manusia Indonesia seutuhnya. Namun hal ini sulit dikembangkan dikarenakan oleh adanya kendala /fenomena yang ditemui di lapangan seperti kemiskinan,  kecemasan,  ketidaknyamanan,  keterlantaran  dan  konflik  sosial yang tidak kunjung reda, dan masih terjadi di beberapa daerah di Indonesia khususnya di luar Pulau Jawa.  
Hal ini sesuai dengan data  yang menunjukkan bahwa, angka tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga yang setiap tahun cenderung semakin menurun, sebagai mana yang terdapat dalam data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) bahwa, “Angka tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga dari sebesar 35,3% pada tahun 1994  menurun tajam menjadi sebesar 22,6% pada tahun 2000”, (Badan Pusat Statistik, 2002). 
Kecendrungan makin menurunnya minat dan keinginan masyarakat untuk melakukan kegiatan olahraga merupakan hal yang sangat memprihatinkan, dikarenakan tidak sebanding dengan upaya pemerintah yang semakin serius dan konsisten dalam pembangunan olahraga. Sejalan dengan hal tersebut, maka pemerintah melakukan upaya untuk mengidentifikasi berbagai kendala   dan masalah dalam masyarakat tentang latar belakang terjadinya kondisi tersebut.
Menurut Direktorat Jendral Olahraga (2004) bahwa, ada beberapa indikator yang menjadi dasar maju-mundurnya masyarakat untuk melakukan kegiatan olahraga. Indikator-indikator tersebut meliputi partisipasi (partisipation), ruang terbuka (open spece), kebugaran jasmani (physical fitness), dan sumberdaya manusia (human resources). Keempat indikator tersebut memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan, karena apabila salah satu indikator  ini  tidak  ada  ataupun  kurang  memadai,  maka  akan  terjadi kepincangan dalam perkembangan olahraga di suatu daerah.

  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg
Newer Post Older Post Home

0 Comments:

Post a Comment

Followers

Popular Posts

  • Kelentukan Pinggul
    Kelentukan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan latihan-latihan dengan amplitudo gerakan yang besar atau luas. Dengan kata lain kelentu...
  • Hakekat Olahraga
    Olahraga    saat ini    sudah menjadi sebuah trend    atau gaya hidup bagi sebagian orang, bahkan untuk sebagian orang yang lain o...
  • Sistem Energi & Kebutuhan dalam Olahraga
    1.    Kebutuhan Energi bagi Olahraga Kebutuhan makanan bagi olahragawan tentunya tidak dapat disamakan begitu saja dengan yang tidak ...
  • Kesalahan vs ketepatan
    1.       Isi augmented feedback yaitu umpan balik memudar ,bidangbluas,ringkasan,rata2, mengatur-pelajar Dari bebrapa isi tersebut,tentu...
  • Gizi dan Status Gizi
    Oleh:  Arie Asnaldi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi  Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan...

Translate

Pageviews

Subscribe Here

Sign up here with your email.

Categories

  • Ilmu Melatih
  • Karate
  • Karateka
  • Kata Jion
  • Kerjurnas Forki
  • Kondisi Fisik
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate
  • Program Latihan
  • WKF
  • Home
  • About
  • Contact

Video Of Day

Social Plugin

  • facebook
  • twitter
  • pinterest
  • instagram
  • vk
  • youtube
  • instagram
  • youtube
  • whatsapp
  • rss

Fashion[oneright]

  • Ilmu Melatih
  • Karate
  • Karateka
  • Kata Jion
  • Kerjurnas Forki
  • Kondisi Fisik
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate
  • Program Latihan
  • WKF

Tag Cloud

  • Ilmu Melatih
  • Karate
  • Karateka
  • Kata Jion
  • Kerjurnas Forki
  • Kondisi Fisik
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate
  • Program Latihan
  • WKF

Categories

  • Ilmu Melatih 5
  • Karate 7
  • Karateka 7
  • Kata Jion 1
  • Kerjurnas Forki 2
  • Kondisi Fisik 6
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate 6
  • Program Latihan 1
  • WKF 6

Advertisement

Advertisement

About Me

  • Arie Asnaldi
  • Arie Asnaldi

Jurnal Berkarya

Jurnal Berkarya

Jurnal Humanities

Jurnal Humanities

IJKPE

IJKPE

Copyright © Yukan'na Shinju | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates