1. Kebutuhan
Energi bagi Olahraga
Kebutuhan makanan bagi olahragawan tentunya tidak dapat disamakan
begitu saja dengan yang tidak berolahraga,walaupun tidak ada makanan khusus
untuk meningkatkan prestasi olahraga. Pada kenyataan makanan olahragawan lebih
banyak dari orang yang tidak melakukan
latihan olahraga. Bagi olahragawan memerlukan makanan sehari-hari yang lebih
lengkap dan kompesisinya seimbang sesuai dengan kebutuhan di dalamnya terkandung
zat-zat gizi dalam jumlah yang cukup. Makanan yang dianjurkan bagi olahragawan
yang memenuhi syarat-syarat gizi utama ada lima macam dalam jumlah yang
optimal. Kelima zat gizi tersebut adalah; 1.karbohidrat, 2.lemak, 3.protein,
4.vitamin, dan 5.mineral.
Disamping kelima zat gizi yang dibutuhkan air dan oksigen mutlak diperlukan. Karena air
mempengaruhi kandungan zat gizi dalam makanan dan oksigen mempengaruhi proses
oksidasi dalam penyediaan energi. Karena itu kebutuhan air dan oksigen dominan
dalam tubuh dan sangat berpengaruh terhadap penampilan olahraga.
2. Energi Saat
Latihan
Tiga hal yang perlu diperhatikan
untuk mengetahui sistem energi waktu latihan, karena penggunaan sistem energi
tersebut tergantung dari tingkatan yang ditentukan berdasarkan intensitas dan
durasi aktivitas itu berlangsung, yaitu; jenis bahan makanan yang
dimetabolisir, sistem aerobik atau anaerobik serta akumulasi asam laktat di
dalam otot dan darah.
Antara intensitas dan durasi latihan
terdapat hubungan yang erat antara keduanya
.Bila latihan dengan intensitas tinggi, maka durasinya pendek,
sebaliknya jika latihan dengan intensitas rendah, maka durasinya panjang.
a.
Sistem Energi saat latihan submaksimal
Beban latihan secara submaksimal dapat
berlangsung lebih lama, intensitas latihannya di bawah atau mendekati nilai
ambang anaerobik. Beban kerja mencapai nilai ambang anaerobik. Bagi setiap
orang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh ketahanan seseorang dengan kadar
asam laktat dalam darah yang akan meningkat dengan cepat. Bagi individu yang
terlatih baru tercapai pada beban 72-80 dari kinerja terbaiknya. Sedangkan bagi
yang tidak terlatih pada beban yang lebih.
b. Pengaruh
Latihan dan Kerja Terhadap Tubuh
Dengan melakukan exercise baerarti
meningkatkan pertukaran udara di paru-paru, O2 lebih banyak dibutuhkan di
paru-paru dan jaringan. Banyak pula CO2 dan panas dikeluarkan dari tubuh
sewaktu latihan. Terjadi perubahan sirkulasi dimana aliran darah di jaringan
meningkat sambil mempertahankan sirkulasi pada bagian tubuh lainnya, berarti
juga meningkatkan suplai O2 di jaringan jaringan.
Pada waktu latihan atau kerja
masuknya O2 ke dalam kapiler darah di paru-paru meningkat, tekanan darah O2
yang mengalir ke dalam kapiler turun dari 40 mm hg ke 25 mm hg atau kurang,
sehingga selisih PO2 alveolar-kapiler
meningkat, dan lebih banyak O2 masuk ke dalam darah. Aliran darah permenit
meningkat dari 5,5 liter/ menit menjadi 20-35 liter/menit. Oleh karena itu
jumlah total O2 yang masuk ke dalam darah meningkat pula dari 250 liter/menit
waktu istirahat menjadi 400 liter/menit. Jumlah CO2 yang dibuang dari tiap-tiap
unit darah meningkat pula dari 200 ml/menit menjadi 8000 ml/menit.
Meningkatnya O2 yang diambil sebanding
dengan latihan atau kerja yang dilakukan secara maksimal. Di atas maksimal,
tingkat O2 berhenti dan asam laktat darah meningkat dengan cepat. Asam laktat
yang diambil dapat menutupi
penggunaannya sesuai dengan kebutuhan sehingga hutang oksigen belum
dapat dibayar.
c. Mekanimisme Hutang Oksigen
Sewaktu bekerja, pembuluh darah otot berdilatasi dan aliran darah
meningkat sehingga kebutuhan oksigen meningkat pula. Sampai pada suatu
saat,kenaikan konsumsi oksigen sebanding dengan energi yang digunakan dan semua
kebutuhan energi dipenuhi oleh proses aerobik. Akan tetapi, bila bekerja sangat
berat, aerobik yang disintesis dari cadangan energik tidak dapat menutupi
kebutuhannya.
Dalam keadaan ini, kreatin
fosfat dipakai untuk mensintesis kembali ATP. Kreatin fosfat yang disintesis
kembali dilakukan dengan pemakaian energi yang dilepaskan oleh pemecahan
anaerobik glukosa menjadi asam laktat. Pemakaian lintasan anaerobik ini akan
membatasi diri, sebab walaupun asam laktat berdifusi ke dalam aliran darah
sangat cepat, penimbunannya dalam otot cukup basar, malahan akhirnya melebihi
kapasitas bufer jaringan dan menyebabkan enzim karena turunnya Ph. Akan tetapi,
bila hanya dengan latihan atau kerja yang tidak begitu berat pemecahan
anaerobik glukosa mengizinkan kerja otot jauh lebih banyak daripada yang dapat
dilakukan kerja yang lebih berat.
Setelah masa kerja selesai, kelebihan oksigen digunakan untuk
menyingkirkan kelebihan asam laktat dan memenuhi pencadangan penyimpanan ATP
dan kreatin fosfat. Jumlah ekstra oksigen yang dikonsumsi sebanding dengan
banyaknya energi yang dibutuhkan sewaktu kerja yang melebihi kapasitas sintesis
erobik dari cadangan energi, yaitu besarnya hutang oksigen yang dialami.
Atlit yang terlatih mampu menaikkan konsumsi oksigen otot mereka
sampai tingkat yang lebih tinggi daripada yang tidak terlatih. Akibatnya,
mereka mampu bekerja lebih berat tanpa menaikkan kandungan asam laktat darah,
dan mereka bekerja dengan oksigen debt yang lebih kecil untuk sejumlah kerja
yang tertentu.
Peningkatan volume tidal selama latihan mempunyai andil terhadap
meningkatnya ventilasi semenit. Selama melakukan latihan yang maksimal, volume
tidal mungkin bisa mencapai lima sampai enam kali lebih besar dari pada waktu
istirahat. Meningkatkan volume tidal merupakan hasil pemakaian Expiratory
Reserve Volume, volume cadangan ekspirasi tetapi kemungkinannya lebih besar
pada pemakaian volume cadangan inspirasi
dari pada volume cadangan ekspirasi.
Total Lung Capacity,kapasitas
total paru dan Vital Capcity, kapasitas vital selama latihan berhubungan dengan
meningkatnya aliran darah pulmoner. Meningkatnya jumlah darah dalam pembuluh
kapiler pulmoner menyebabkan volume ruang gas yang tersedia selama latihan.
Latihan menyebabkan peningkatan fungsi pulmoner, oleh karena itu volume paru
lebih besar. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, bahwa ukuran tubuh
profesional terhadap kapasitas total paru dan terutama kapasitas vital, dan
kelompok atlet umumnya lebih tinggi dan besar.
0 Comments:
Post a Comment