Bermain
1.
Pengertian Bermain
Menurut Gallahue dan Hartati dalam Masdarita (2013:27) mengatakan bahwa
“bermain adalah suatu proses yang berlangsung dan spontan yang dilakukan
seseorang anak bersama orang lain atau dengan benda-benda disekitarnya dengan
senang, sukarela menggunakan perasaan, tangan atau seluruh anggota tubuhnya”.
Selanjutnya Setyo (2007:1) mengatakan “bermain merupakan media untuk
eksplorasi dan peneman hubungan interpersonal, eksperimen dalam peran orang
dewasa, dan memahami perasaannya sendiri”.
Kemudian Chailidah dalam Rusjayanti (2012:9) mengatakan bahwa “permainan
adalah suatu kegiatan yang menyenangkan yang dilakukan dengan sukarela dan
mengunakan aktifitas fisik, sesnsorik emosi, komunikasi dan fikiran”.
Mike dalam Masdarita (2013:27) mengemukakan bahwa “belajar dengan bermain
memberikan kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang,
menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktekkan dan mendapatkan bermacam-macam
konsep serta pengertian yang tidak terhitung banaknya”.
Sementara itu menurut Helms dan Turner dalam Safitri (2013:3) mengatakan
bahwa :
“Aktivitas
bermain adalah cara atau jalan bagi anak untuk mengungkapkan hasil pemikiran,
perasaan dan cara mereka menjelajahi dunia lingkungannya termasuk membantu anak
dalam menjalin hubungan sosial antara anak, partisipasi anak yang mendorongnya
dalam merencanakan dan mengevaluasi aktivitas serta memilih tentang apa yang
dapat mereka buat bekerja atau bermain”.
Dapat disimpulkan bahwa bermain suatu aktivitas yang terjadi secara alami
pada diri anak tanpa dipaksakan yang berguna untuk membantu anak memahami dan
mengungkapkan dunianya dan juga dapatmemberi informasi, kesenangan dan
mengembangkan imajinasi anak.
Semakin banyak gerak anak dalam aktivitas maka semakin baik kemampuan
motoriknya. Apabila anak sehat lebih cndrung terus bermain, sehingga anak
terlihat segar dan bebas dalam melakukan aktivitas.
2.
Tujuan Bermain
Tujuan bermain menurut Diknas (2003:56) bagi anak adalah :
1. Melatih kemampuan bahasa, agar anak mampu berkomunikasi dengan
lingkungannya.
2. Meningkatkan kepekaan emosi dengan cara mengenalkan macam-macam perasaan
dan menumbuhkan kepercayaan diri.
3. Mengembangkan cipta supaya anak lebih kreatif.
Jadi dalam kegiatan bermain lebih mendahulukan komunikasi kepada anak dan
diutarakan apa yang akan diperoleh dari kegiatan bermain itu. Dari pendapat
diatas dapat disimpulkan tujuan bermain adalah agar anak dapat menyesuaikan
diri dngan lingkungannya, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangannya.
Bermain juga dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak yaitu
perkembangan sosial, emosional, kognitif, bahasa, dan fisik atau motorik anak.
3. Manfaat Bermain
Mulyadi dalam Masdarita (2013:28) manfaat bermain adalah sebagai berikut:
a)
Manfaat terapi, membantu anak mengekspresikan perasaannya
dan menyalurkan energi yang tersimpan sesuai dengan tuntunan soaialnnya.
b)
Manfaat edukatif,
melalui permainan dengan alat-alat, anak dapat mempelajari hal-hal baru yang
berhubungan bentuk, warna ukuran dan tekstur suatu benda.
c)
Pembentukan konsep diri melalui bermain anak dapat
mengenal dirinya dan hubungan dengan orang lain dan dapat membandingkan kemampuannya
dengan orang lain.
Menurut Diknas (2008:18), manfaat bermain adalah sebagai berikut:
a)
Meningkatkan keerampilan dan kemampuan anak.
b)
Mengaktifkan semua panca indra anak.
c)
Meningkatkan kemandirian anak.
d)
Memenuhi keingintahuan anak.
e) Memberikan kesempatan kepada anak
melatih memecahkan masalah.
f)
Memberikan
motivasi dan ransangan anak untuk bereksplorasi dan
bereksperimen.
g)
Memberikan kegembiraan dan kesenangan pada anak.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bermain sangatlah
penting untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam mencapai perkembangan yang optimal. Bermain dapat mengembangkan kesadaran anak akan kemampuan tubuhnya dalam kegiatan sehari-hari. Bermain
akan memberikan kepuasan bagi anak, dan mereka akan selalu termotivasi untuk
bergerak.
4. Nilai-Nilai
Yang Terkandung Dalam Bermain
Menurut Soemitri dalam Mutohir (2004:112)
menyatakan “nilai-nilai yang terkandung dalam aktivitas bermain yaitu: (a) nilai-nilai
mental yang terdiri dari: kebutuhan anak akan pengalaman baru, rasa aman,
pengakuan diri, berpartisipasi, rasa senang, (b)
nilai-nilai fisik, (c) nilai-nilai sosial”.
Banyak peneliti yang
menemukan beberapa nilai yang terkandung dalam bermain, nilai-nilai tersebut meliputi
seluruh aspek perkembangan pada anak. Diantaranya perkembangan
mental, fisik, emosional, sosial, kognitif, dan
kreatifitas anak. Beberapa
pendapat para ahli tentang nilai bermain menurut Montolalu (2007:1.13) adalah sebagai berikut:
1)Vigotsky melihat bermain sebagai peranan langsung
dalam perkembangan kecerdasan (kognitif) anak, yaitu dengan cara bermain
simbolis. Bermain simbolis memiliki bagian yang menentukan dalam perkembangan
berpikir abstrak. Bermain member anak-anak kesempatan untuk menguji tubuhnya, melihat seberapa baik anggota tubuhnya
berfungsi. Bermain membantu mereka merasa percaya diri secara fisik, merasa
aman, dan mempunyai keyakinan diri.
2) Elkind
melihat bermain sebagai suatu pelepasan atau pembebasan dari tekanan-tekenan
yang di hadapi anak-anak.
3) Barnett dan Storm menemukan adanya bukti
psikologis keterkaitan bermain dengan penurunan atau pengurangan kecemasan dan
kegelisahan anak-anak.
4) Johnson, Christie, Yawkey adalah para
peneliti terkemuka tentang bermain memberi dukungan pada dugaan bahwa bermain
dan kreatifitas ada keterkaitan kerena keduanya menggunakan symbol-simbol.
Dari pendapat para
ahli di atas, dapat di ambil beberapa nilai-nilai yang
terkandung didalam bermain, diantaranya nilai mental, nilai fisik,
nilai sosial dan sebagai
suatu pembebasan atau
pelepasan dari tekanan-tekanan yang ada pada diri anak. Disamping itu sebagai mengurangan atau penurunan kecemasan dan kegelisahan anak-anak.
Ada beberapa nilai-nilai
yang terkandung dalam bermain, diantaranya
kerjasama dan disiplin. Kerjasama menurut BSNP
(2007:12) adalah “salah
satu bentuk perilaku sosial peserta didik
dalam bekerja sama dengan peserta didik lain dalam upaya memenangkan
pertandingan, perlombaan atau permainan”. Dengan adanya kerjasama
Kemudian disiplin menurut BSNP (2007:22) adalah “bentuk perilaku mematuhi
peraturan dan tata tertib dalam aktivitas
pendidikan jasmani dan olahraga, kepatuhan
kepada peraturan atau tata tertib, seperti datang tepat waktu, mengikuti semua kegiatan, dan pulang tepat waktu”.
Dari penjelasan
nilai kerjasama dan disiplin diatas dapat disimpulkan, bahwa kerjasama
dan disiplin sangat dibutuhkan dalam suatu kelompok yang melakukan atau
mengikuti suatu kegiatan, seperti dalam permainan atau perlombaan.
0 Comments:
Post a Comment