Norma-norma
pembebanan latihan meliputi volume, intensitas, interval dan densitas.
Adapun pembahasan mengenai norma-norma pembebanan adalah sebagai berikut:
a.
Volume
Dalam
suatu latihan biasanya berisi drill-drill atau bentuk-bentuk latihan.
Isi latihan atau banyaknya tugas yang harus diselesaikan ini disebut volume
latihan. Tentang hal ini oleh Chu (1989:13) dijelaskan, “Volume is the total
work performed is single work at session or cycle”. Sedangkan mengenai
pentingnya volume latihan oleh Bompa (1993:57) dikatakan, “As an athlete
approaches the stage of high performance, the overall volume training becomes
more important”. Hal ini mengisyaratkan bahwa setiap latihan harus
memperhatikan volume latihan selain dari intensitas latihannya.
b.
Intensitas
Intensitas
latihan oleh Moeloek (1984:12) dijelaskan, “Intensitas latihan menyatakan
beratnya latihan”. Kemudian Chu (1989:13) menyatakan, “Intensity is effort
involved in performing a given task”. Jadi intensitas latihan adalah
besarnya beban latihan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu.
Untuk
mengetahui suatu intensitas latihan atau pekerjaan adalah dengan mengukur
denyut jantungnya. Cara mengukur intensitas ini oleh Harsono (1988:115)
dijelaskan, “Intensitas latihan dapat diukur dengan berbagai cara, diantaranya
mengukur denyut jantung (heart rate)”. Selanjutnya Katch dan McArdle yang
dikutip oleh Harsono (1988:116) menjelaskan:
1) Intensitas latihan dapat diukur dengan cara menghitung
denyut jantung/nadi dengan rumus: denyut nadi maksimum (DNM) = 220 – umur
(dalam tahun). Jadi seseorang yang berumur 20 tahun, DNM-nya = 220 – 20 = 200.
2)
Takaran intensitas latihan
a. Untuk olahraga prestasi: antara 80%-90% dari DNM. Jadi bagi
atlet yang berumur 20 tahun tersebut takaran intensitas yang harus dicapainya
dalam latihan adalah 80%-90% dari 200 = 160 sampai dengan 180 denyut
nadi/menit.
b. Untuk olahraga kesehatan: antara 70%-85% daari DNM. Jadi
untuk orang yang berumur 40 tahun yang berolahraga menjaga kesehatan dan
kondisi fisik, takaran intensitas latihannya sebaiknya adalah 70%-85% kali (220
– 40), sama dengan 126 s/d 153 denyut nadi/menit.
Angka-angka 160 s/d 180 denyut nadi/menit dan 126 s/d 153
denyut nadi/menit menunjukan bahwa atlet yang berumur 20 tahun dan orang yang
berumur 40 tahun tersebut berlatih dalam training sensitive zone, atau secara
singkat biasanya disebut training zone.
3) Lamanya berlatih di dalam training zone:
a.
Untuk olahraga prestasi: 45 – 120 menit
b.
Untuk olahraga kesehatan: 20 – 30 menit
0 Comments:
Post a Comment