A. Pengantar
Kihon berasal dari bahasa Jepang yang berarti 'dasar' atau 'fundamental'. Ini digunakan untuk merujuk pada teknik dasar yang diajarkan dan dipraktikkan sebagai dasar dari kebanyakan seni bela diri Jepang salah satunya karate. Kihon adalah latihan teknik dasar: tangkisan, pukulan, dan tendangan. Teknik-teknik yang terdapat dalam olahraga karate sudah bersifat konstan dari terciptanya dan tersebar di seluruh Dunia. Seorang karateka (praktisi karate) dapat mempelajari kihon bisa saja dalam hitungan bulan, namun penguasaan teknik tidak membutuh waktu yang cukup lama bahkan seorang karateka diwajib untuk berlatih seumur hidupnya. Oleh karena itu, teknik dasar menuntut latihan teratur, diterapkan dengan konsentrasi dan pengulangan sebanyak mungkin.
Kihon dianggap vital karena menopang bagian lain dari karate, yaitu kata dan kumite (pertandingan). Tanpa latihan kihon yang cukup, seorang karateka tidak bisa menguasai Kata dan Kumite dengan baik dan benar. Ini terutama berlaku untuk kata karena karateka tidak memahami penerapan kata (bunkai) jika latihan kihon tidak kombinasi saat latihannya. Artinya, untuk latihan kihon sudah harus dilakukan tidak satu-satu teknik kihon saja, melain harus berlatih dengan melakukan teknik lain yang berbeda.
B.PEMBAHASAN
1. Bagaimana kita berlatih kihon
Kihon hadir dalam 3 bentuk utama: statis, kombinasi, dan kumite
prasetel. Kombinasi dibentuk dari kihon statis, dan kumite prasetel berasal
dari keduanya.
Di Dojo karateka harus berlatih kihon berulang-ulang sehingga:
- Kita dapat belajar melakukan gerakan atau kombinasi dengan baik dan
mendemonstrasikannya kepada pelatih dan dalam penilaian.
- Gerakannya
menjadi sifat kedua. Misalnya, jika seseorang meninju wajah, baik di dojo
atau di luar dojo, karateka tersebut akan merespons dengan tangkisan secara naluriah hal ini disebabkan karena
karateka telah melakukannya latihan berkali-kali sebelumnya.
Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan seorang karateka dalam latihan Kihon harus memperhatikan dan mengingat berberapa hal:
Kuda-kuda. Keseimbangan dan stabilitas diperlukan untuk teknik dasar. Menendang – di mana satu kaki menopang seluruh tubuh – adalah contoh teknik yang bergantung pada rasa keseimbangan karateka. Gerakan karate melibatkan pergeseran pusat gravitasi tubuh, yang menuntut keseimbangan dan pengendalian tubuh yang baik. Selain itu, karateka membutuhkan persendian, kuda-kuda, dan postur tubuh yang stabil untuk memberikan (atau menahan) dampak maksimal dalam (atau dari) pukulan.
Kekuatan dan kecepatan . Karate tidak akan berarti tanpa kime, kemampuan untuk memusatkan kekuatan terbesar pada titik serangan. Mereka yang memiliki kekuatan otot yang besar tidak akan unggul dalam karate jika mereka tidak pernah belajar menggunakan otot mereka secara maksimal. Karateka yang berprestasi melakukannya dengan memaksimalkan kekuatan ototnya melalui kime. Selain itu, kekuatan karateka berhubungan langsung dengan kecepatan tekniknya. Namun, kecepatan tidak efektif tanpa kontrol yang tepat.
Konsentrasi dan relaksasi kekuatan . Seorang karateka tidak dapat menghasilkan tenaga yang maksimal jika pukulannya mengandalkan otot lengan saja, atau tendangannya hanya mengandalkan otot kaki saja. Tingkat kekuatan terbesar berasal dari memusatkan semua kekuatan karateka, dari setiap bagian tubuh, pada sasaran. Selain itu, karateka harus menghasilkan tenaga secara efisien, menggunakan tenaga kapan dan di mana dibutuhkan.
Daya maksimum diperlukan hanya pada titik tumbukan. Karateka harus tetap santai dan menghindari gerak-gerak membuang tenaga yang tidak perlu seperti menegangkan bagian tubuh yang salah dalam artian menegang pada waktu yang salah, ini bisa mengakibat karateka hanya mengurangi jumlah kekuatan yang masuk ke teknik atau serangan yang akan atau sedang dilakukan.
Memperkuat kekuatan otot . Karateka tidak hanya harus memahami prinsip kihon, tetapi dia juga harus memberikan pengaruhnya dengan otot yang kuat dan elastis. Otot yang kuat menuntut latihan yang konstan dan sungguh-sungguh. Pelatih juga mengajari dan menunjukan kepada karateka untuk mengetahui otot mana yang digunakan dalam tekniknya: otot yang terlatih dengan baik akan menghasilkan teknik dan serang yang kuat dan efektif.
Ritme dan waktu . Karate memiliki ritme tersendiri yang harus disadari dan dipahami oleh karateka. Tidak ada teknik yang dilakukan secara terpisah; dalam menggabungkan teknik dasar, karateka harus memperhatikan waktu tekniknya serta teknik itu sendiri. Gerakan karateka ahli tidak hanya mengandung banyak kekuatan tetapi juga irama dan, dengan caranya sendiri, keindahan. Rasa ritme dan pengaturan waktu akan membantu karateka memahami teknik dan seni secara umum.
f.
Pinggul . Pinggul adalah
komponen penting, namun sering diabaikan dalam melakukan teknik karate. Rotasi
pinggul menambah kekuatan pada tubuh bagian atas dan karenanya penting untuk
blok dan pukulan yang kuat. Kedekatan pinggul dengan pusat gravitasi tubuh
menjadikannya fondasi gerakan yang kuat dan stabil, keseimbangan yang baik, dan
bentuk yang tepat. Karateka tidak bisa bergerak dengan lancar, cepat atau kuat
jika pinggulnya pasif. Untuk itu, guru sering mengingatkan siswanya untuk
'menahan dengan pinggul', 'memukul dengan pinggul' dan 'menendang dari
pinggul'.
g. Bernapas . Karateka harus mengoordinasikan pernapasan dengan tekniknya.
Pernapasan dapat meningkatkan kemampuan karateka untuk rileks dan memusatkan
kekuatan maksimum dalam tekniknya. Pernapasan yang benar - menghembuskan napas
sepenuhnya saat menyelesaikan serangan, misalnya - diperlukan untuk
mengembangkan kime. Karateka seharusnya tidak bernafas dengan cara yang
seragam; napasnya harus berubah sesuai situasi. Penghirupan yang tepat mengisi
paru-paru sepenuhnya. Menghembuskan napas dengan benar membuat paru-paru
sekitar 20 persen penuh - menghembuskan napas sepenuhnya membuat tubuh lemas, membuat
karateka rentan bahkan terhadap serangan yang lemah.
2.
Statis
Jenis kihon ini dilakukan di
tempat (Berdiri saja) dan, saat akan melakukan latihan atau teknik karateka
harus melakukan gerakan menurut hitungan pelatih. Ini terdiri dari teknik tunggal meninju, menendang, dan memblokir
menggunakan tangan, lengan, kaki, dan kaki. Ini biasanya dilakukan pertama
dengan kecepatan lambat, kemudian sedang dan akhirnya keras dan cepat.
Banyak karateka cenderung
melakukan teknik mereka dengan otot dan anggota tubuh yang tegang. Sehingaa
latihan yang dilakukan cepat menguras energi dan terengah-engah di saat latihan.
Hal ini dilakukan karena Karateka masih gugup dan cenderung menahan diri dengan
kaku. Akan tetapi, melatih semua kihon dan menginstruksi latihan kepada semua
karateka, agar melakukan gerak-gerakan dengan kime.
Pelatih dan karateka harus
menjaga otot kita kendur dan rileks sampai mendekati akhir suatu teknik.
Memahami kime sangat penting untuk sesi karate yang panjang dan benar-benar
membuat teknik kita terlihat lebih baik dan lebih mudah. Teknik statis biasanya
dilakukan dari heiko dachi (sikap siap) tetapi juga dapat dilakukan dari kiba
dachi (sikap menunggang kuda) dan zenkutsu dachi (sikap lama).
Jika pelatih menginstruksi melakukannya
dari kiba dachi, itu bukan karena pelatih jahat; hal itu bertujuan untuk meningkatkan
kekuatan dan daya tahan otot paha serta otot kaki. Dalam latihan dengan
menggunakan kiba dachi banyak teknik-teknik yang dibsa dilatih diantaranya tzuki,
geri, dan uke.
Teknik tzuki yang sering
dilakukan dalam posisi kiba dachi seperti chudan tzuki, oi tzuki, jodan tzuki,
mawashi tzuki, Uraken Haito Uchi, dan tate tzuki. Untuk tekni geri sering
dilatih dalam posisi kiba dachi, mae geri chudan, jodan mae geri, gedan mawashi
geri, yoko kekomi dan keage. Sedang teknik Uke pada umumnya dalam kiba dachi pelatih
sering menginstruksi latihan Ude Uke, Age Uke, Morote Uke, dan Uraken Uchi. Dalam
satu sesi latihan teknik-teknik ini dilakukan dengan hitungan, dan disebutkan
nama tekniknya, jadi karateka tidak perlu mengingat urutannya, yang dibisa
dilakukan Karateka hanya mengingat saat dalam latihan adalah:
- Ikuti gerakan atau teknik yang dilakukan pelatih jangan sampai ketinggalan
dan jangan lakukan gerakan tanpa instruksi atau perintah dari pelatih.
- Selalu lakukan gerakan dan teknik terbaik.
- Berlatih kime. Jaga agar otot kendur atau rilek
3.
Kombinasi
Ini adalah penerapan teknik statis sambil bergerak maju atau mundur disaat
latihan. Dalam melakukan teknik maju atau mundur setiap kyu berbeda
pelaksanaannya. Untuk warna putih gerakan tidak kombinasikan gerakan dilakukan
satu teknik. Namun seorang karate harus mengetahui bahwa Dachi adalah bagian teknik-teknik,
jika tidak dilakukan dengan Dachi maka teknik yang ditampilkan berbeda bentuk,
tujuan, pelaksanaan, dan bahka nama gerakannya. Banyak kombinasi yang karateka
pelajari di kihon digunakan dalam kata, jadi mengetahui kombinasi kihon
membantu dengan mengenal gerakan-gerakan yang ada dalam kata, maka karate harus
memperhatikan dan selalu ingat:
1.
Pelajari urutan kombinasi yang sesuai dengan mekanisme pelaksanaan
gerakan, kesalah dalam mengkombinasi teknik bisa mengakibat cedera baik pada
otot ataupun sendi.
- Sama seperti teknik statis, selalu lakukan gerakan terbaik, tidak perlu
peduli dengan apa yang dilakukan teman-teman karateka lain.
- Lakukan teknik dengan kecepatan sendiri jangan mencoba mengikuti gerakan
karateka yang lebih cepat karena mereka mungkin mengorbankan teknik untuk
mendapatkan kecepatan itu.
- Set kombinasi selalu dimulai dengan kaki kiri ke depan dan tangkisan
bawah (gedan barai) dengan tangan kiri. Serangkaian kombinasi (kecuali
yang dilakukan di kiba dachi) umumnya dimulai dengan kaki kiri ke depan
saat menghadap ke depan dan kaki kanan ke depan saat menghadap ke
belakang. Teknik yang dilakukan bergerak mundur
selalu dimulai dengan kaki sesuai dengan arah dojo yang Anda hadapi.
- Kime bisa dilakukan bila karateka belajar untuk bersantai di dalam teknik, tetapi juga di antara setiap rangkaian teknik jadikan itu bagian dari latihan dengan mengikutkan pernafasan.
4.
Pra-set kumite
Di Dojo,
kami berlatih 3 bentuk pre-set kumite, yang dimulai dari gohon kumite dasar
(pertarungan 5 langkah) tanpa pasangan, sampai kyu ke-6, hingga sparring
sebenarnya, meskipun dengan gerakan pre-set, yang disebut jyu ippon (
pertarungan semi bebas) dari kyu ke-2. Siswa tingkat menengah berlatih kihon
ippon (adu 1 langkah). Bentuk kihon ini memperkenalkan siswa pada teknik
kumite. Hal-hal yang perlu
diperhatikan karate dalam latihan Kumite dalam kumite bentuk bebas:
1.
Dengarkan hitungan atau instruksi pelatih untuk gohon kumite dan ikuti
langkah dalam bergerak maju atau mundur.
- Tunjukkan rasa hormat kepada karateka pasangan bertarung, lakukan
penghormatan dengan membungkuk kepada mereka sebelum dan sesudah
serangkaian teknik.
- Saat Anda memiliki pasangan bertarung, sebelum melakukan gerak
sebutkan nama teknik yang dilakukan, tatap mata pasangan bertarung untuk
memastikan mereka siap. Dengan begitu merupakan pertanda kita menghormati pasangan
bertarung dengan membiarkan mereka melakukan pertahanan terbaiknya.
- Kime, dalam latihan dengan pasangan bertarung, karena tanpanya, dalam kumite normal, Anda tidak akan berhasil melewati beberapa kecepatan penuh dalam pertandingan, tidak peduli seberapa bugar, ngat juga untuk selalu rileks dan bernapas secara normal.
C. PENUTUP
Terkadang
kihon, terutama kombinasi, bisa membuat kewalahan. Namun jangan khawatir: pelatih
akan membantu memberikan penjelasan melalui masing-masing teknik, Jika ingin
melatih kihon jangan lupa lakukan selalu pemanasan dan peregangan terlebih
dahulu terutama jika sudah memahami dan terampil dalam berlatih.
0 Comments:
Post a Comment