Yukan'na Shinju

Inspirasi dan Realitas

  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Downloads
    • Dvd
    • Games
    • Software
      • Office
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Uncategorized

Saturday, 11 May 2019

Peningkatan Prestasi Olahraga

 Arie Asnaldi     11 May     No comments   


Soekarman (1987: 3) mengatakan bahwa “Pembinaan setiap cabang olahraga harus diarahkan untuk peningkatan prestasi yang nantinya akan mengharumkan nama bangsa”. Hal ini sejalan dengan TAP MPR No. IV (1999:82) :
Meningkatkan usaha pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus dilakukan secara sistematis dan komprehensif melalui lembaga-lembaga pendidikan sebagai pusat pembinaan dibawah koordinasi masing-masing organisasi olahraga termasuk organisasi olahraga penyandang cacat bersama-sama dengan masyarakat demi tercapainya sasaran prestasi yang membanggakan ditingkat Internasional.

Berdasakan kutipan di atas, terlihat bahwa prestasi adalah merupakan puncak usaha dari pembinaan. Prestasi mempunyai arti penting dalam usaha meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Perhatian awal terhadap pembinaan, yang terencana secara baik dimulai dari sekolah dasar sampai kepada perguruan tinggi. Salah satu cabang olahraga yang membutuhkan pembinaan adalah cabang olahraga bolabasket, untuk itu sangat diperlukan dukungan dari pihak yang terkait untuk mencapai prestasi yang optimal. Adapun faktor-faktor yang diperlukan dalam pengembangan dan pembinaan dalam usaha untuk meningkatkan prestasi adalah sebagai berikut :
1.    Organisasi
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan suatu cabang olahraga, organisasi merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan prestasi atlet. Dimana organisasi merupakan wadah untuk mengkoordinir berbagai kegiatan yang menunjang proses peningkatan prestasi. Untuk pencapaian prestasi yang optimal perlu dibentuk kepengurusan dan pengaturan segala kegiatan klub-klub.
Berdasarkan kenyataan yang ada bahwa olahraga (latihan olahraga) banyak menyangkut dengan kegiatan lapangan maka hendaklah disusun struktur, mekanisme dan kinerja dari organisasi yang nantinya akan sangat membantu kegiatan-kegiatan kecabangan olahraga di lapangan, sehingga terpenuhinya sasaran yang kondusif, aman, nyaman dan menyenangkan bagi para atlet.
Dalam upaya pembinaan olahraga bolabasket, pembinaan prestasi bukanlah persoalan latihan semata-mata. Tetapi memerlukan dukungan organisasi yang baik dan administrasi yang teratur. Pengalaman telah membuktikan bahwa keberhasilan yang dicapai suatu cabang olahraga di dalam pembinaan dan peningkatan prestasi adalah sangat ditentukan oleh faktor organisasi yang mencakup beberapa hal yaitu:
a)                   Adanya organisasi atau perkumpulan olahraga, struktur serta mekanisme yang teratur dan terencana, b) Adanya kerjasama antara organisasi atau perkumpulan tersebut dengan lembaga-lembaga serta kekuatan sosial lainnya yang berkaitan dengan keolahragaan, c) Adanya suatu sistem pembinaan latihan dan pertandingan yang tersusun serta terarah, d) Adanya kegiatan-kegiatan terencana dan dibina secara berkesinambungan”. (Suharyono, 1988: 20)

Berdasarkan uraian di atas, maka peranan organisasi adalah mengkoordinir segala kegiatan agar tercipta mekanisme kerja dalam kelompok untuk mencapai tujuan. Sementara itu Moeliono (1990:630) menjelaskan bahwa : “Organisasi adalah satu kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian orang bekerjasama didalam perkumpulan untuk mencapai tujuan tertentu”. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan hubungan kerjasama yang harmonis diantara beberapa komponen yakni: a. Pengurus; b. Anggota; c. Administrasi.
Dalam mengelola sebuah organisasi yang baik perlu adanya struktur organisasi olahraga. Menurut Suharyono (1988:22) menerangkan bahwa organisasi yang baik yaitu meliputi : “Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara”. Selain dari kepengurusan di atas organisasi olahraga mempunyai suatu bidang atau seksi-seksi, yang mana bidang-bidang tersbut mempunyai kegiatan tersendiri dalam mengontrol lebih jauh perkembangan para atlet dalam latihan dan dalam mengikuti kejuaraan. Lebih rinci lagi struktur organisasi dan pelaksanaan harian setiap cabang olahraga khususnya bolabasket, Suhud dalam Zalfendi (1992:13) menerangkan bahwa struktur organisasi seperti : “a. Ketua Umum; b. Ketua I; c. Ketua II; d. Ketua III; e. Sekretaris Jendral; f. Sekretaris I; g. Sekretaris II; h. Bendahara; i. Wakil Bendahara; dan j. Komisi-komisi lainnya”.
Dengan adanya koordinasi yang baik, penempatan dan pengangkatan personil yang sesuai dengan keahlian menimbulkan kemampuan kerja yang maksimal dari seluruh personil untuk lancarnya mekanisme organisasi. Dengan demikian program kerja organisasi terlaksana sesuai dengan tujuan dan rencana semula.
Kebijakan yang telah dirumuskan dalam GBHN, termasuk rumusan yang berkaitan dengan pembangunan dalam bidang olahraga, pemerintah mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap pembangunan olahraga nasional. Sesuai dengan Undang-undang No. 25 tahun 2000, ada empat program pemerintah yang akan dilaksanakan dalam upaya pembangunan olahraga nasional yaitu : pertama, program pengembangan dan keserasian kebijakan olahraga; kedua, program permasyarakatan olahraga dan kesegaran jasmani; ketiga, program pemaduan bakat dan pembibitan olahraga; keempat, program peningkatan prestasi olahraga. Menurut Yanuar (1995:15) yang mengemukakan beberapa peranan pemerintah daerah dalam pembangunan dan pengembangan olahraga yaitu : “Fasilisator, penentu kebijaksanaan dan koordinator”.
Dalam usaha pembinaan prestasi olahraga bolabasket, dana merupakan aspek yang tidak bisa dilupakan. Tanpa biaya apapun yang direncanakan tidak akan berjalan mulus, untuk itu dana merupakan aspek terpenting didalam penyediaan sarana dan prasarana serta dana pembinaan yang dibutuhkan. Pada prinsipnya manfaat dana digunakan untuk menunjang sarana dan prasarana seperti : bola, kostum, sepatu dan alat-alat lainnya yang dibutuhkan dalam latihan serta biaya untuk mengadakan uji coba atau pertandingan dengan klub-klub lain dan juga untuk mengikuti kejuaraan.

2.    Pelatih
Kunci keberhasilan pembinaan prestasi, pelatih merupakan komponen yang sangat berperan dalam pembinaan olahraga bolabasket. Pelatih harus mempunyai ilmu melatih dan wawasan yang luas dalam suatu cabang olahraga yang dilatihnya serta memenuhi syarat sebagai pelatih. Pelatih adalah orang yang langsung berhadapan dengan atlet dalam kegiatan latihan untuk mencapai prestasi olahraga. Pelatih sangat berperan dan menentukan dalam pengembangan prestasi para atletnya untuk mencapai prestasi yang optimal.
Sebagai pelatih dia tidak hanya dituntut untuk bertanggung jawab dilapangan atau saat dia memberikan latihan kepada atlet, tetapi lebih luas dari pada itu. Seperti yang dikemukakan oleh Harsono (1988:25) menyatakan bahwa : “Dia (pelatih) juga adalah sebagai guru, pendidik, bapak dan teman sejati. Sebagai seorang guru disegani, sebagai bapak dia dicintai, sebagai teman sejati hanyalah dia yang dipercaya dan merupakan tempat untuk mencurahkan isi hati” (Harsono, 1988:25).
Berdasarkan kutipan di atas, jelas bahwa tugas pelatih tersebut sangat luas sekali. Mulai dari hal yang bersifat formal di lapangan, sampai pada kehidupan pribadi atlet. Mempedomani uraian di atas, maka seorang pelatih harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : “a) Pengetahuan yang luas dan ilmiah, b) Karakter dan kepribadian yang baik untuk dicontoh para atlet, c) Pengalaman yang cukup bagi pemain, organisator dan sebagai pendidik yang baik dalam skill olahraga yang diikuti, d) Mempunyai sifat human relation yang baik terhadap sesama, e) Jujur, bertanggung jawab dan dapat dipercaya, f) Dapat bekerjasama yang baik dengan atlet, maupun dengan atasannya, g) Berpendidikan pelatih sesuai dengan cabangnya, h) Kesehatan harus baik, i) Mempunyai sifat humor sebagai salingan kerja serius, j) Mempunyai daya kreatif yang tinggi, mudah menerima kritikan serta berkemauan yang keras dan disiplin yang tinggi”. (Suharno, 1982:6).
Menjadi seorang pelatih tidaklah mudah karena pelatih hendaklah mempunyai pengalaman bermain dan pernah berprestasi di masa lampau dan juga harus memiliki pengetahuan yang luas tentang kepelatihan. Sejalan dengan hal itu, T. Cholik Mutohir dkk (2000:59) mengemukakan bahwa : “Keterampilan dan pengalaman sebagai atlet belumlah cukup karena dalam konsep pelatihan modern, pelatih harus memiliki latar belakang keilmuan yang memadai dan menjadi konsumen aktif terhadap berbagai informasi mutakhir yang terkait dengan profesinya itu”.
Seorang pelatih harus menguasai dan mempelajari sebanyak mungkin yang akan diajarkannya, supaya dapat menganalisa sebelum melatih. Dalam membuat program latihan seorang pelatih harus dapat menentukan materi yang akan diberikan selama latihan berlangsung serta perlu memperhatikan prinsip-prinsip latihan. Adapun prinsip-prinsip latihan tersebut adalah: “1) Prinsip partisipasi aktif, 2) Prinsip multilateral, 3) Prinsip kekhususan, 4) Prinsip individu, 5) Prinsip variasi, 6) Prinsip model, 7) Prinsip beban meningkat bertahap”. (T. Cholik Mutohir, dkk 2000: 60).
Suksesnya pelatih dalam membina atlet-atletnya juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan internal serta dorongan dari pemerintah dan segala pihak demi tercapainya prestasi yang optimal dalam olahraga bolabasket tersebut.
Dalam melakukan pembinaan prestasi olahraga bolabasket, program latihan memegang peranan penting. Karena dalam program latihan itu menggambarkan tujuan latihan yang akan dicapai, maka program latihan itu harus disusun sedemikian rupa, sistematis dan mempunyai tujuan serta sasaran yang jelas. Dengan demikian pelatih akan terbantu dalam melaksanakan tugasnya, jika telah mempersiapkan program latihan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan latihan dimulai.
Adapun tujuan penyusunan program latihan menurut Suharno adalah sebagai berikut : “Sebagai pimpinan kegiatan latihan yang terorganisir dalam pencapaian prestasi maksimal dan mempercepat tercapainya tujuan (prestasi maksimal)” (Suharno, 1982: 51). Faktor pelatih merupakan komponen yang sangat berperan dalam pembinaan olahraga bolabasket untuk mencapai prestasi. Pelatih bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar dan melatih dalam usaha meningkatkan prestasi pemain. Untuk itu sangat dituntut pelatih yang berkualitas dan memahami seluk beluk melatih serta memenuhi syarat sebagai seorang pelatih.
Agar rencana latihan sistematis itu dapat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi atlet maka perlu diperhatikan prinsip penyusunan suatu rencana latihan, prinsip tersebut adalah sebagai berikut : “a) Rencana harus berdasarkan ilmu, b) Prinsip-prinsip demokratis perlu diterapkan dalam pembuatan rencana latihan, c) Tujuan utama dalam rencana harus pasti dan tegas, d) Rencana diperbaiki secara kontiniu, e) Rencana, kontrol dan penilaian merupakan suatu kesatuan untuk diperhatikan secara serempak, f) Mempertegas program-program latihan, g) Rencana perlu pelaksanaan secara konsekwen dengan melihat pengalaman sebelumnya” (Suharno, 1982:52).
Berdasarkan kutipan di atas, maka dalam penyusunan program latihan bolabasket harus selalu berorientasi pada tujuan yang telah ditegaskan semula, demokratis dan selalu dievaluasi secara kontiniu. Begitu juga dalam penyusunan jangka panjang, jangka mencegah maupun jangka pendek. Dalam setiap pemberian latihan pada atletnya juga harus diperhatikan aspek-aspek terpenting dalam training, yaitu sebagai berikut : “1. Physical Training; 2. Technical Training; 3. Tactical Training; 4. Mental Training” (Kosasih, 1984:46).
Physical training adalah latihan yang khusus ditujukan dalam pengembangan dan peningkatan kondisi fisik atlet. Menurut Kosasih (1984:27) ada beberapa faktor yang terpenting dalam kesegaran jasmani yang berhubungan erat dengan latihan ini, faktor-faktor tersebut diantaranya : “Ketahanan, Kekuatan, Kelincahan, Kecepatan dan Tenaga”.
Dalam technical training sangat diutamakan kesempurnaan teknik-teknik dasar, karena akan menetukan kesempurnaan gerakan secara menyeluruh dengan penguasaan teknik dasar tersebut. Dalam cabang olahraga bolabasket penguasaan teknik dasar perlu dimiliki oleh setiap atlet supaya dapat berprestasi dengan baik. Teknik-teknik dasar tersebut antara lain : a. Shooting; b. Passing; c. Dribbling; d. Lay up; e. Rebound dan f. Bloking.
Dalam usaha mengembangkan prestasi atlet harus didukung oleh kemampuan taktik. Dalam permainan bolabasket terdapat dua macam taktik yaitu taktik bertahan dan taktik menyerang. Untuk itu pengembangan dan phase latihan ini dimulai dengan tingkatan latihan sebagai berikut : “a. Latihan taktik Perorangan; b. Latihan taktik beregu (group taktik); c. Latihan taktik tim” (Suharno, 1986:67-68). Tingkatan latihan itu digunakan untuk taktik pertahanan dan penyerangan.
Untuk mencapai prestasi yang tinggi, seorang atlet perlu memperhatikan frekuensi latihan. Karena jumlah latihan yang dilakukan setiap minggunya sangat mempengaruhi hasil yang akan dicapai serta ketahanan fisik pemain. Untuk mendapatkan ketahanan yang tinggi, menurut Kosasih (1983:27) latihan harus memperhatikan : “1. Intesitas latihan, yang dilakukan setiap kali berlatih harus cukup, kalau intesitas tidak cukup, maka tidak dapat memperbaiki ketahanan jantung dan pembuluh darah, 2. Lamanya latihan, lamanya atlet menjalankan latihan, agar mendapatkan hasil yang baik atau yang dapat memperbaiki 40-50 menit didalam latihan, 3. Frekuensi latihan, sebaiknya pelatih paling sedikit tiga kali dalam seminggu. Mengapa paling sedikit tiga kali seminggu, karena daya tahan seseorang akan mulai menurun setelah 48 jam jika tidak menjalankan latihan”.
3.    Pemain
Dalam olahraga bolabasket, pemain merupakan unsur yang paling dominan dalam menentukan keberhasilan untuk mencapai prestasi. Oleh karena itu pemilihan pemain merupakan kunci keberhasilan pembinaan prestasi. Untuk mencapai prestasi yang tinggi, dalam pemilihan pemain sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1)   Usia
Usia perlu juga menjadi bahan pertimbangan, agar terjadi kenaikan dan peningkatan prestasi yang telah diprogram sejak awal. Pada usia muda kemampuan untuk prestasi membutuhkan jangka waktu yang panjang dibanding dengan usia yang lebih tua. Karena prestasi yang maksimal itu akan tercipta melalui pembinaan yang cukup lama.
Berdasarkan hasil penelitian Suharnp (1982:60) menyatakan bahwa “Umur yang tepat untuk memilih bibit pemain adalah umur 8-12 tahun. Hal ini mengingat pemain yang ideal atau berprestai memakan waktu pembinaan selama 6-10 tahun.”
Selanjutna Moeloek dan Tjokronegoro (1984:25) menjelaskna bahwa : “Bila ingin mencapai prestasi tinggi dalam bidang olahraga perlu dilakukan semenjak usia muda”. Karena usia muda mempengaruhi daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan dan koordinasi gerak yang akan di hasilkan.
2)   Kondisi Fisik
Dalam hal pemilihan pemain tidak hanya terletak pada faktor usia saja, akan tetapi sangat diperngaruhi juga oleh faktor kondisi fisik. Kondisi fisik atlet dalam pembinaan olahraga bolabasket juga ikut menentukan tercapai tidaknya prestasi secara optimal. Kondisi yang dimaksud dalam tulisan ini dalah faktor yang berkenaan dengan bentuk tubuh dan kesegaran jasmani atlet.
Bentuk tubuh atlet yang akan dibina harus sesuai dengan kondisi dan ciri-ciri mekanik dari cabang olahraga yang akan dibina. Masing-masing cabang olahraga mempunyai kriteria-kriteria tersendiritentang kebutuhan bentuk tubuh atletcyang diinginkan, menyangkut dengan tinggi dan berat badan. Dalmonte (1975: 127) bependapat bahwa “Perawatan (postur tubuh) harus berkaitan dengan ciri-ciri suatu cabang olahraga…”
Berkenaan dengan bentuk tubuh didasarkan atas keadaan otot tubuh yang mempunyai keseimbangan dan koordinasi otot yang mempersiapkan keadaan tubh sedemikian rupasehingga mampu untuk melakukan aktivitas-aktivitas olahraga. Selain bentuk tubuh yang ideal atlet juga dituntut memiliki kesegaran jasmani yang baik serta terpelihara.
Kesegaran jasmani banyak menyangkut dengan ketahanan atlet dalam mengikuti latihan, ketahanan dalam melaksanakan kerja dengan intesitas tertentu dalam waktu yang lama. Memiliki kesegaran jasmani bearti memiliki : kekuatan, kelincahan, kecepatan, daya tahan dan keseimbangan yang sangat diperlukan dalam permainan bolabasket. Kondisi seperti ini perlu dimiliki setiap pemain jika ingin mencapai prestasi yang optimal sehingga kemampuan menguasai teknik permainan lebih tinggi dapat dilaksanakan secara terus menerus.
Kesegaran jasmani yang baik yang dimiliki seorang atlet memudahkan untuk melakukan suatu pekerjaan yang berat tampa mengalami kelelahan yang berarti, hal ini telah diuji kebenarannya dalam suatu penelitian taitu : “Di dalam penelitian yang diadakan, digunakan suatu test beterai psychomotor. Hasil test dikorelasikan dengan prestasi olahraga, ternyata olahragawan yang memiliki motor fitnes yang lebih baik akan menghasilkan prestasi yang lebih tinggi” (Siregar, 1975 : 4)
3)   Mental
Dalam uasha pembinaan prestasi yang harmonis dan selaras antara jasmani dan rohani sangat menentukan tercapainya prestasi yang optimal. Seirng dengan itu Suharno (1986 : 77) mengemukakan bahwa: “1. Daya fikir tinggi, kreatif, inisiatif, imajinasi; 2. Penguasaan emosi yang baik, penguasaan diri, rasa tanggung jawab, rasa sosial; 3. Berkemauan tinggi, daya juang tinggi,”
Dari kutipan di atas terlihat bahwa agar terbentuknya sikap kematangan yang meliputi inisiatif, kemauan dan semangat juang yang tinggi daloam pertandingan serta dedikasi yang tinggi, perlu didukung oleh mental yang kuat dan baik supaya atlet tersebut bisa sukses dalam mencapai prestasi. Suharno menjelaskan dalam bukunya :
“Peningkatan fisik, teknik dan taktik tampa dibarengi pembinaan mental yang baikmakan mengakibatkan hasil yang negative. Pengertian mental atlet mencakup segi psykologis, kepribadian dan temperemen yang sifatnya abstrak. Pembinaan mental dalam pengembangan segi psykologis diharapkan dapat memperbaiki daya cipta, rasa dan karsa dari atlet yang dilatih………………………Pengembangan kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap sikap, tindak dan karya untuk mempertinggi prestasi”. (Suharno, 1982 : 48).

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pengembangan kepribadian banyak menyangkut tingkah laku yang merupakan perwujudan dari aspek-aspek kejiwaan, maka unruk melakukan pembinaan atlet dari segi peningkatan fisik dan pembinaan mental perlu diselaraskan. Untuk menghasilkan atlet-etlet yang bermental baik tersebut perlu diperhatikan cara-cara pembinaan sebagai berikut : “ 1) Dwngan latihan (drill) bentuk beban jasmani, di samping sasaran mentalo training secara kontiniu, 2) Contoh langsung baik dari pelatih dalam sikap, tindakan dan gaya hidup sehari-hari, 3) Menbiasakan hidup tertib, disiplin dan teratur bagi olahragawan, 4) Pemberian petuah, petunjuk, wejengan secara paedagogis pada atlet, baik dalam latihan maupun di luar latihan, 5) Memberikan motivasi positif dan peningkatan dedikasi atlet sebaik mungkin” (Suharno, 1982 : 49).
Dengan cara-cara pembinaan mental yang dikemukakan, akan dapat menciptakan atlet-atlet yang mempunyai mental yang baik dan sikap kematangan juara yang tiggi. Adapun ciri-ciri atket yang mempunyai kematangan juara tersebut adalah sebagai berikut : “1) Sanggup mengatasi kedongkolan (kemarahan) frustasi yang dihadapi, 2) Kurve prestasi sudah konstan, 3) Kemampuan fisik dan mental dalam pertandingan seimbang dengan latihan sebelumnya, 4) M<udah beradaptasi terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi, 5) Efektif dan efisien dalam penggunaan tenaga” (Harsono, 1988 : 43),


  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Related Posts:

  • Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Ilmu pengetahuan berawal dari rasa ingin tahu mengenai suatu fenomena yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Rasa ingin tahu tersebut merangs… Read More
  • Kesalahan vs ketepatan 1.      Isi augmented feedback yaitu umpan balik memudar ,bidangbluas,ringkasan,rata2, mengatur-pelajar Dari bebrapa isi t… Read More
  • Membuat Kriteria Keterampilan 1.    Analisis keterampilan     Menurut harahap (2004 : 189) Analisis keterampiLan yaitu memecahkan / … Read More
  • PERKEMBANGAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGAA. SEJARAH PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA Asal muasal olahraga tidak diketahui secara pasti, tapi bangsa primitive melakukan olahraga dan permainan sepe… Read More
  • Kecerdasan Emosional a.      Pengertian Emosi Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini… Read More
Newer Post Older Post Home

0 Comments:

Post a Comment

Followers

Popular Posts

  • Komponen Kemampuan Motorik
    Komponen motorik berhubungnan dengan kualitas gerak atau cara melakukan gerakan. Komponen kemampuan motorik secara umum menurut Robert V H...
  • Kemampuan Motorik Siswa Sekolah Dasar
    Dalam lingkungan penmdidikan jasamani kemampuan motorik sangat perlu dibicarakan, sebab ia merupakan bagian ranah psikomotorik. dan penge...
  • Teknik dan alat Pengumpulan Data
    1.       Teknik pengumpulan data . Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah kuisioner (angket) yang digunakan untuk mendapatk...
  • SOCHIN – LAMBAT & CEPAT
    Shōtōkan Karate Kata Nama Sochin tidak hanya mengacu pada postur (Sochin dachi atau Fudo dachi), tetapi yang terpenting mencerminkan karakte...
  • PPG 2023 Yes & PNS No
      Syarat PPG Prajabatan Gelombang 2 Program PPG Prajabatan Gelombang 2 terbuka untuk calon mahasiswa dengan persyaratan sebagai berikut: 1...

Translate

Pageviews

12492

Subscribe Here

Sign up here with your email.

Categories

  • Ilmu Melatih
  • Karate
  • Karateka
  • Kata Jion
  • Kerjurnas Forki
  • Kondisi Fisik
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate
  • Program Latihan
  • WKF
  • Home
  • About
  • Contact

Video Of Day

Social Plugin

  • facebook
  • twitter
  • pinterest
  • instagram
  • vk
  • youtube
  • instagram
  • youtube
  • whatsapp
  • rss

Fashion[oneright]

  • Ilmu Melatih
  • Karate
  • Karateka
  • Kata Jion
  • Kerjurnas Forki
  • Kondisi Fisik
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate
  • Program Latihan
  • WKF

Tag Cloud

  • Ilmu Melatih
  • Karate
  • Karateka
  • Kata Jion
  • Kerjurnas Forki
  • Kondisi Fisik
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate
  • Program Latihan
  • WKF

Categories

  • Ilmu Melatih 5
  • Karate 7
  • Karateka 7
  • Kata Jion 1
  • Kerjurnas Forki 2
  • Kondisi Fisik 6
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate 6
  • Program Latihan 1
  • WKF 6

Advertisement

Advertisement

About Me

  • Arie Asnaldi
  • Arie Asnaldi

Jurnal Berkarya

Jurnal Berkarya

Jurnal Humanities

Jurnal Humanities

IJKPE

IJKPE

Copyright © 2025 Yukan'na Shinju | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates