a. Uraian Singkat
Utamanya atlet perlu dibiasakan berfikir positif, diberi
keyakinan bahwa dalam pertandingan nanti dirinya mampu menampilkan keterampilan
yang telah dilatihnya. Untuk itu beberapa latihan keterampilan psikologis (psychological
skills training) seperti latihan relaksasi, latihan konsentrasi dan latihan
imajeri perlu diajarkan. Hal ini diuraikan pada bagian terakhir.
Menurut Gunarsa dalam Wicaksono (2013:47)
hambatan yang dapat mengganggu kegiatan konsentrasi antara lain:
1) Objek yang terlalu
banyak dan peralihan yang berlangsung cepat. Jika objek terlalu banyak dan
terjadi peralihan yang sangat cepat, maka konsentrasi akan mudah terusik.
2) Hubungan antara
perhatian, konsentrasi dan stress. Ketegangan yang berlebihan akan menyebabkan
gangguan pada proses berfikir dan akhirnya akan mengakibatkan kekacauan
konsentrasi.
3) Rasa sakit. Adanya
rangsangan lain yang kuat dan sulit dihindari. Salah satu rangsangan yang
sangat kuat dan besar pengaruhnya adalah rasa sakit. Tanpa adanya kemampuan
untuk memusatkan perhatian dengan kuat maka rasa sakit dapat berpengaruh
terhadap tingkat konsentrasi siswa.
Jadi
dapat disimpulkan, jika objek terlalu banyak dan sering terjadi peralihan yang
sangat cepat dan menganggu perhatian, hal tersebut dapat menimbulkan stres yang
akhirnya akan merusak konsentrasi. Sebagai atlet, persiapan
mental dalam menghadapi pertandingan juga merupakan hal yang perlu
diperhatikan. Utamanya atlet perlu dibiasakan berfikir positif, diberi
keyakinan bahwa dalam pertandingan nanti dirinya mampu menampilkan keterampilan
yang telah dilatihnya. Untuk itu beberapa latihan keterampilan psikologis (psychological
skills training) seperti latihan relaksasi, latihan konsentrasi dan latihan
imajeri perlu diajarkan
b.
Cara
Meningkatkan Konsentrasi
Menurut dalam Wicaksono (2013:47) cara
meningkatkan konsentrasi adalah “melakukan seleksi terhadap stimulus-stimulus
tersebut, stimulus yang tidak relevan yang kehadirannya justru mengganggu,
harus disingkirkan”. Berbeda dengan Flanagan dalam
Nuryana (2013: 91) yang mengungkapkan bahwa ada beberapa cara untuk meningkatkan
konsentrasi, yaitu:
1) Memberikan kerangka
waktu yang jelas
agar anak mengetahui dengan
pasti berapa lama harus menyelesaikan.
2) Mencegah anak agar
tidak terlalu cepat berganti dari
satu tugas ke tugas lain dengan
cara membatasi pilihan.
3) Mengurangi jumlah
gangguan dalam ruangan.
4) Memberikan umpan balik dengan
segera untuk memotivasi anak tetap
bekerja atau mengarahkan kembali perhatiannya pada tugas yang sedang
dikerjakan.
5) Merencanakan tugas
yang lebih kecil daripada memberikan satu sesi
yang panjang.
6) Menetapkan tujuan dan menawarkan hadiah untuk memotivasinya agar terus bekerja.
1)
Mengatur energi psikis
dan stress.
2) Menggunakan hasil latihan.
3) Menggunakan pemicu, baik dalam bentuk kata-kata maupun
tindakan.
4)
Siswa harus
menggunakan waktu latihan untuk memusatkan dan mempertahankan perhatiannya.
5) Mempertahankan kepekaan psikis dan mengatur energi psikis
selama berlatih, hal ini untuk meningkatkan ketajaman konsentrasi.
Dari
berbegai penjelasan diatas tentang konsentrasi disamping itu juga dibutuhkan
berbagai komponen kondisi fisik yang tergabung dalam motor ability, melancarkan tenaga yang maksimal, perpindahan gerak
harus stabil dalam melakukan teknik, menampilkan kata tidak salah atau terbalik sedangkan untuk mendapatkan hasil
maksimal dalam menampilkan kata itu
sendiri dibutuhkan sebuah konsentrasi. Hal ini karena konsentrasi merupakan
salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan dalam menampilkan kata heian yodan.
Oleh
karena itu perhatian atau konsentrasi adalah suatu hal yang sangat dibutuhkan
dalam menampilkam kata secara umum
dan khusus heian yodan. Odom dan Guzman dalam Nuryana (2010:90) berpendapat
bahwa dalam proses perhatian terdapat
beberapa aspek yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Pemusatan atau
kontrol perhatian. Perhatian semakin dapat dipertahankan
(persistence)
dengan bertambahnya usia. Minat anak juga
mempengaruhi perhatiannya, misalnya ses- uatu yang
sederhana lebih menarik perhatian daripada yang kompleks.
2) Penyesuaian diri (adaptability). Diperlukan adanya
penyaringan informasi yang relevan, meski informasi yang tidak relevan pun
sering memberikan suatu ke- adaan “incidental
learning”. Beberapa peneliti dalam Nihayah (2002)
mengungkapkan bahwa anak yang lebih
tua usiannya dapat
lebih fleksibel untuk memodifikasi
perhatiannya sesuai dengan
kebutuhan.
3) Berencana (planfulness). Strategi mengarahkan
perhatian dengan suatu perencanaan yang sistematis
dan terorganisir dapat meningkatkan efisiensi penyaringan in- formasi yang tidak relevan. Anak yang masih muda usianya
lebih tidak sistematis dan tidak terarah dibandingkan anak yang berusia lebih
tua. Sedang mereka lebih sering membuat per-
timbangan (judgement) berdasarkan
informasi yang kurang lengkap
dan kurang
akurat.
4) Adaptasi perhatian dengan
bertambahnya usia. Dengan pertambahan usia, anak lebih dapat
menggunakan sistem pengolahan informasi yang lebih kompleks
dan lebih mampu menyelesaikan
fokus perhatiannya dengan
informasi yang ada. Anak menjadi lebih fleksibel
dan lebih mampu mengadaptasikan strategi
perhatiannya.
Sedangkan
untuk mengukur tingkat konsentrasi atlet dilakukan sebuah tes dengan
menggunakan blangko Grid Concentration Test. Dalam tes ini terdapat
angka 00-99 yang acak. Cara mengisinya yaitu dengan mengurutkan angka acak
tersebut mulai dari angka 00,01,02 dan seterusnya selama 1 menit. Untuk dapat
melakukannya tentunya membutuhkan fokus dan konsentrasi yang tinggi. Hal ini sesuai
dengan permainan bolabasket yang juga membutuhkan fokus dan konsentrasi.
Karena
dalam menampilkan kata heian yodanbisa
saja muncul masalah bagi karateka pemula seperti gerakan terlupakan,
perpindahan gerakan, dan gerakan satu titik (fokus tenaga) sehingga untuk dapat
melakukan hal itu diperlukan konsentrasi yang tinggi. Dalam sebuah penelitian disebutkan
bahwa 78% anak laki-laki dan 63% perempuan menghabiskan waktu istirahat mereka
dalam aktivitas fisik. Beighle dalam Nuryana (2010:89).
Salah satu faktor yang dipercaya dapat membawa keberhasilan karateka dalam mencapai tujuan
latihannya adalah konsentrasi yang
baik.
Dengan berkonsentrasi, maka segala hal dapat
terekam sebaik-baiknya di dalam memori otak dan selanjutnya dengan mudah dapat
dikeluarkan pada saat-saat dibutuhkan.
Kemampuan memusatkan pemikiran atau kemampuan mental dalam penyortiran informasi yang tidak diperlukan dan memusatkan perhatian hanya pada informasi yang dibutuhkan. Hal yang senada juga diungkapkan
oleh Matlin dalam Nuryana (2010:90) berpendapat bahwa “konsentrasi adalah bagian dari perhatian karena perhatian
memiliki pengertian yang lebih luas dari konsentrasi”.
Perhatian
mempersiapkan individu untuk menerima informasi lebih jauh atau menerima
berbagai pesan. Perhatian dapat digunakan untuk menjelaskan konsentrasi yang
membutuhkan kemampuan untuk memisahkan stimuli
yang tidak dikehendaki di antara sekian banyak
stimuli yang tersedia. Konsentrasi
sebagai suatu aktivitas mental yang merupakan bagian dari perhatian.
Pernyataan ini tidak jauh berbeda dengan Matlin diungkapkan oleh Moray dalam
Nuryana (2010:90) bahwa “konsentrasi identik dengan perhatian yaitu
kemampuan memilih salah
satu stimuli yang ada untuk diproses lebih lanjut”.
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan konsentrasi adalah perhatian terpusat atau usaha
untuk memusatkan perhatian
terhadap informasi
yang dibutuhkan dengan mengabaikan informasi
yang tidak diperlukan. Dalam olahraga,
masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah
berkurangnya akurasi, pukulan, tendangan, atau tembakan sehingga tidak mengenai
sasaran.
Akibat lebih lanjut jika akurasi berkurang adalah
strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak jalan sehingga atlet akhirnya
kebingungan, tidak tahu harus bermain bagaimana dan pasti kepercayaan dirinya
pun akan berkurang. Selain itu, hilangnya konsentrasi saat melakukan aktivitas
olahraga dapat pula menyebabkan terjadinya cedera. Tujuan dari pada latihan
konsentrasi adalah agar karateka dapat memusatkan perhatian atau pikirannya
terhadap sesuatu yang lakukan tanpa terpengaruh oleh pikiran atau hal-hal lain
yang terjadi di sekitarnya.
0 Comments:
Post a Comment