Yukan'na Shinju

Inspirasi dan Realitas

  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Downloads
    • Dvd
    • Games
    • Software
      • Office
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Uncategorized

Friday, 26 April 2019

Hambatan Melakukan Konsentrasi Atlet

 Arie Asnaldi     26 April     No comments   

a.     Uraian Singkat
Utamanya atlet perlu dibiasakan berfikir positif, diberi keyakinan bahwa dalam pertandingan nanti dirinya mampu menampilkan keterampilan yang telah dilatihnya. Untuk itu beberapa latihan keterampilan psikologis (psychological skills training) seperti latihan relaksasi, latihan konsentrasi dan latihan imajeri perlu diajarkan. Hal ini diuraikan pada bagian terakhir.
 Menurut Gunarsa dalam Wicaksono (2013:47) hambatan yang dapat mengganggu kegiatan konsentrasi antara lain:
1)  Objek yang terlalu banyak dan peralihan yang berlangsung cepat. Jika objek terlalu banyak dan terjadi peralihan yang sangat cepat, maka konsentrasi akan mudah terusik.
2)  Hubungan antara perhatian, konsentrasi dan stress. Ketegangan yang berlebihan akan menyebabkan gangguan pada proses berfikir dan akhirnya akan mengakibatkan kekacauan konsentrasi.
3)   Rasa sakit. Adanya rangsangan lain yang kuat dan sulit dihindari. Salah satu rangsangan yang sangat kuat dan besar pengaruhnya adalah rasa sakit. Tanpa adanya kemampuan untuk memusatkan perhatian dengan kuat maka rasa sakit dapat berpengaruh terhadap tingkat konsentrasi siswa.
Jadi dapat disimpulkan, jika objek terlalu banyak dan sering terjadi peralihan yang sangat cepat dan menganggu perhatian, hal tersebut dapat menimbulkan stres yang akhirnya akan merusak konsentrasi. Sebagai atlet, persiapan mental dalam menghadapi pertandingan juga merupakan hal yang perlu diperhatikan. Utamanya atlet perlu dibiasakan berfikir positif, diberi keyakinan bahwa dalam pertandingan nanti dirinya mampu menampilkan keterampilan yang telah dilatihnya. Untuk itu beberapa latihan keterampilan psikologis (psychological skills training) seperti latihan relaksasi, latihan konsentrasi dan latihan imajeri perlu diajarkan
b.        Cara Meningkatkan Konsentrasi
 Menurut dalam Wicaksono (2013:47) cara meningkatkan konsentrasi adalah “melakukan seleksi terhadap stimulus-stimulus tersebut, stimulus yang tidak relevan yang kehadirannya justru mengganggu, harus disingkirkan”. Berbeda dengan Flanagan dalam Nuryana (2013: 91) yang mengungkapkan bahwa ada beberapa cara untuk meningkatkan konsentrasi, yaitu:
1)  Memberikan kerangka waktu yang jelas agar anak mengetahui dengan pasti berapa lama harus   menyelesaikan.
2)    Mencegah anak agar tidak terlalu cepat berganti dari satu tugas ke tugas lain dengan cara membatasi pilihan.
3)    Mengurangi jumlah gangguan dalam ruangan.
4)  Memberikan umpan balik dengan segera untuk memotivasi anak tetap bekerja atau mengarahkan kembali perhatiannya pada tugas yang sedang dikerjakan.
5)   Merencanakan tugas yang lebih kecil daripada memberikan satu sesi yang panjang.
6)   Menetapkan tujuan dan menawarkan hadiah untuk memotivasinya agar terus bekerja.
 Sedangkan menurut Gunarsa dalam Wicaksono (2013:47) cara untuk meningkatkan konsentrasi antara lain:
1)      Mengatur energi psikis dan stress.
2)      Menggunakan hasil latihan.
3)      Menggunakan pemicu, baik dalam bentuk kata-kata maupun tindakan.
4)      Siswa harus menggunakan waktu latihan untuk memusatkan dan mempertahankan perhatiannya.
5)      Mempertahankan kepekaan psikis dan mengatur energi psikis selama berlatih, hal ini untuk meningkatkan ketajaman konsentrasi.
Dari berbegai penjelasan diatas tentang konsentrasi disamping itu juga dibutuhkan berbagai komponen kondisi fisik yang tergabung dalam motor ability, melancarkan tenaga yang maksimal, perpindahan gerak harus stabil dalam melakukan teknik, menampilkan kata tidak salah atau terbalik sedangkan untuk mendapatkan hasil maksimal dalam menampilkan kata itu sendiri dibutuhkan sebuah konsentrasi. Hal ini karena konsentrasi merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan dalam menampilkan kata heian yodan.
Oleh karena itu perhatian atau konsentrasi adalah suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam menampilkam kata secara umum dan khusus heian yodan. Odom dan Guzman dalam Nuryana (2010:90) berpendapat bahwa dalam proses perhatian terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, yaitu :
1)  Pemusatan atau kontrol perhatian. Perhatian semakin dapat dipertahankan (persistence) dengan bertambahnya usia. Minat anak juga mempengaruhi perhatiannya, misalnya ses- uatu yang sederhana lebih menarik perhatian daripada yang kompleks.
2)   Penyesuaian diri (adaptability). Diperlukan adanya penyaringan informasi yang relevan, meski informasi yang tidak relevan pun sering memberikan suatu ke- adaan “incidental learning”. Beberapa peneliti dalam Nihayah (2002) mengungkapkan bahwa anak yang lebih tua usiannya dapat lebih fleksibel untuk memodifikasi perhatiannya sesuai dengan kebutuhan.
3)   Berencana (planfulness). Strategi mengarahkan perhatian dengan suatu perencanaan yang sistematis dan terorganisir dapat meningkatkan efisiensi penyaringan in- formasi yang tidak relevan. Anak yang masih muda usianya lebih tidak sistematis dan tidak terarah dibandingkan anak yang berusia lebih tua. Sedang mereka lebih sering membuat per- timbangan (judgement) berdasarkan informasi yang kurang lengkap dan kurang akurat.
4)    Adaptasi perhatian dengan bertambahnya usia. Dengan pertambahan usia, anak lebih dapat menggunakan sistem pengolahan informasi yang lebih kompleks dan lebih mampu menyelesaikan fokus perhatiannya dengan informasi yang ada. Anak menjadi lebih fleksibel dan lebih mampu mengadaptasikan strategi perhatiannya.
 Sedangkan untuk mengukur tingkat konsentrasi atlet dilakukan sebuah tes dengan menggunakan blangko Grid Concentration Test. Dalam tes ini terdapat angka 00-99 yang acak. Cara mengisinya yaitu dengan mengurutkan angka acak tersebut mulai dari angka 00,01,02 dan seterusnya selama 1 menit. Untuk dapat melakukannya tentunya membutuhkan fokus dan konsentrasi yang tinggi. Hal ini sesuai dengan permainan bolabasket yang juga membutuhkan fokus dan konsentrasi.
Karena dalam menampilkan kata heian yodanbisa saja muncul masalah bagi karateka pemula seperti gerakan terlupakan, perpindahan gerakan, dan gerakan satu titik (fokus tenaga) sehingga untuk dapat melakukan hal itu diperlukan konsentrasi yang tinggi.  Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa 78% anak laki-laki dan 63% perempuan menghabiskan waktu istirahat mereka dalam aktivitas fisik. Beighle dalam Nuryana (2010:89). Salah satu faktor yang dipercaya dapat membawa keberhasilan karateka dalam mencapai tujuan latihannya adalah konsentrasi yang baik.
Dengan berkonsentrasi, maka segala hal dapat terekam sebaik-baiknya di dalam memori otak dan selanjutnya dengan mudah dapat dikeluarkan pada saat-saat dibutuhkan. Kemampuan memusatkan pemikiran atau kemampuan mental dalam penyortiran informasi yang tidak diperlukan dan memusatkan perhatian hanya pada informasi yang dibutuhkan. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Matlin dalam Nuryana (2010:90) berpendapat bahwa “konsentrasi adalah bagian dari perhatian karena perhatian memiliki pengertian yang lebih luas dari konsentrasi”.
Perhatian mempersiapkan individu untuk menerima informasi lebih jauh atau menerima berbagai pesan. Perhatian dapat digunakan untuk menjelaskan konsentrasi yang membutuhkan kemampuan untuk memisahkan stimuli yang tidak dikehendaki di antara sekian banyak stimuli yang tersedia. Konsentrasi sebagai suatu aktivitas mental yang merupakan bagian dari perhatian. Pernyataan ini tidak jauh berbeda dengan Matlin diungkapkan oleh Moray dalam Nuryana (2010:90) bahwa “konsentrasi identik dengan perhatian yaitu kemampuan memilih salah satu stimuli yang ada untuk diproses lebih lanjut”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan konsentrasi adalah perhatian terpusat atau usaha untuk memusatkan perhatian terhadap informasi yang dibutuhkan dengan mengabaikan informasi yang tidak diperlukan. Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi, pukulan, tendangan, atau tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. 
Akibat lebih lanjut jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak jalan sehingga atlet akhirnya kebingungan, tidak tahu harus bermain bagaimana dan pasti kepercayaan dirinya pun akan berkurang. Selain itu, hilangnya konsentrasi saat melakukan aktivitas olahraga dapat pula menyebabkan terjadinya cedera. Tujuan dari pada latihan konsentrasi adalah agar karateka dapat memusatkan perhatian atau pikirannya terhadap sesuatu yang lakukan tanpa terpengaruh oleh pikiran atau hal-hal lain yang terjadi di sekitarnya. 
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Related Posts:

  • Kekuatan Ekstensi Otot Tungkai Oleh:  Arie Asnaldi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi  Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan U… Read More
  • Gizi dan Status Gizi Oleh:  Arie Asnaldi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi  Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan U… Read More
  • Kesegaran Jasmani Oleh:  Arie Asnaldi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi  Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan U… Read More
  • Perkembangan Karate Oleh:  Arie Asnaldi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi  Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan U… Read More
  • Apa itu Persepsi & Perhatian....? Oleh:  Arie Asnaldi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi  Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan… Read More
Newer Post Older Post Home

0 Comments:

Post a Comment

Followers

Popular Posts

  • Teknik dan alat Pengumpulan Data
    1.       Teknik pengumpulan data . Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah kuisioner (angket) yang digunakan untuk mendapatk...
  • Pukulan Oi-Tsuki & Metode Latihan
    Pukulan Oi-Tsuki merupakan teknik dasar pukulan yang wajib dikuasai siswa dengan benar. Teknik pukulan yang benar adalah teknik yang meng...

Translate

Pageviews

12505

Subscribe Here

Sign up here with your email.

Categories

  • Ilmu Melatih
  • Karate
  • Karateka
  • Kata Jion
  • Kerjurnas Forki
  • Kondisi Fisik
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate
  • Program Latihan
  • WKF
  • Home
  • About
  • Contact

Video Of Day

Social Plugin

  • facebook
  • twitter
  • pinterest
  • instagram
  • vk
  • youtube
  • instagram
  • youtube
  • whatsapp
  • rss

Fashion[oneright]

  • Ilmu Melatih
  • Karate
  • Karateka
  • Kata Jion
  • Kerjurnas Forki
  • Kondisi Fisik
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate
  • Program Latihan
  • WKF

Tag Cloud

  • Ilmu Melatih
  • Karate
  • Karateka
  • Kata Jion
  • Kerjurnas Forki
  • Kondisi Fisik
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate
  • Program Latihan
  • WKF

Categories

  • Ilmu Melatih 5
  • Karate 7
  • Karateka 7
  • Kata Jion 1
  • Kerjurnas Forki 2
  • Kondisi Fisik 6
  • Optimalisasi Latihan Fisik Karate 6
  • Program Latihan 1
  • WKF 6

Advertisement

Advertisement

About Me

  • Arie Asnaldi
  • Arie Asnaldi

Jurnal Berkarya

Jurnal Berkarya

Jurnal Humanities

Jurnal Humanities

IJKPE

IJKPE

Copyright © 2025 Yukan'na Shinju | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates