Oleh:
Arie Asnaldi
asnaldi@fik.unp.ac.id
Arie Asnaldi
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang
Minuman energi harus dibedakan
dengan minuman
isotonik yang digunakan sewaktu berolahraga. Minuman isotonik digunakan untuk
mengembalikan cairan tubuh ketika berolahraga dan mengandung karbohidrat
dalam bentuk
gula dan menggantikan elektrolit yang hilang melalui
keringat. Minuman energi mengandung kafein yang
menyebabkan dehidrasi tubuh melalui
sifatnya sebagai
diuretik.
Menurut penelitian Miller (2008)
pengguna berumur
18 hingga 25 tahun menjadi sasaran pemasaran minuman energi. Mintel Energy Drink Report 2006 menyatakan bahwa 65% pengkonsumsi minuman energi adalah masyarakat dalam
golongan umur 13-35 tahun dan 65%
adalah pria. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Pennsylvania
Medical
Society’s Institute
of Good Medicine (2008), 2% dari responden berumur
21-30 tahun pernah menggunakan minuman
berenergi sewaktu belajar untuk
berjaga malam menyelesaikan tugas atau belajar. Sejumlah 70% responden yang
lain mengatakan bahwa mereka mengenal teman- teman yang menggunakan minuman energi untuk berjaga malam sewaktu belajar atau bekerja.
Menurut Tauhid dalam Prihatanta
(2011) kerja dengan waktu yang lama, mengharuskan status hidrasi tubuh benar-benar
dipertahankan. Hal ini disebabkan
kekurangan cairan
1% akan mengurangi prestasi, kekurangan
3-5%
akan
mengganggu sirkulasi dan
kekurangan
25
% akan berakibat kematian. Usaha
untuk mempertahankan status hidrasi antara
lain melalui asupan makanan, hasil
metabolisme, minum sebelum
dan selama
beraktivitas fisik. Pada
akitivitas olahnga daya tahan, seperti lari jarak jauh, seorang
atlet dapat kehilangan cairan
berupa keringat sebanyak 2–4 liter tiap jam, melalui pernapasan (130 cc/jam),
padahal dalam keadaan biasa
hanya kehilangan cairan sebanyak 75 cc/jam melalui traktus
respiratorius.
Menurut Brooks dalam Prihatanta
(2011) mengemukakan bahwa
selama
berlangsungnya aktivitasf fisik, cairan tubuh diupayakan dalam fungsi yang seimbang. Keadaan ini perlu dipahami bahwa
kualitas kinerja fisik sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang memenuhi kualitas biologik. Keseimbangan zat tenaga pada
tingkat yang normal
akan
mengoptimalkan kerja
dari
otot,
jantung, dan
otak. Cairan
tubuh
pada
dasarnya
disusun oleh
air
dan garam (sodium klorida). Selanjutnya
tubuh secara simultan akan menangkap potasium, kalsium, magnesium, dan fosfat yang juga terkandung dalam cairan tubuh, dalam jumlah
sedikit.
Hasil penelitian Dadang (2002) menunjukkan bahwa pelari maraton mengeluarkan keringat sebanyak 1 liter tiap jam, sedangkan pada cuaca
panas dan
kelembaban tinggi dapat kehilangan keringat sebanyak 2,8 liter tiap jam. Di
samping kehilangan cairan yang banyak, terjadi pula proses kehilangan elektrolit.
Adanya kehilangan cairan dan elektrolit tersebut perlu segera
diganti dengan minuman.
Costil (1988) dalam penelitiannya menuniukkan bahwa
pemberian
minuman suplemen
yang mengandung
unsur karbohidrat akan memberi
efek positif pada olahragawan aerobik. Efek tersebut berupa kestabilan emosi, dan
peningkatan kerja
otot.
Untuk mengkonsumsi minuman suplemen agar
memberikan dampak
positif perlu memiliki wawasan yang cukup
0 Comments:
Post a Comment