Menurut Letzelter, aksi atau
kecepatan aksi (gerakan) dapat diartikan sebagai kemampuan di mana dengan
bantuan kelentukan sistem syaraf pusat dan alat gerak otot dapat melakukan
gerakan-gerakan dalam satuan waktu minimal (Syafruddin, 2011:130).Sedangkan
menurut Sajoto (1995:10) dijelaskan bahwa reaksi (Reaction) adalah kemampuan
seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang
ditimbulkan lewat indera, saraf, atau filling lainnya.Seperti mengantisipasi
datangnya bola.
Sementara itu Nosek dalam Arsil (2008:84) menyebutkan bahwa
kecepatan reaksi adalah kecepatan menjawab suatu rangsangan dengan cepat.
Selanjutnya, Jonath & Krempel
dalam Syafruddin (2011:124) menyatakan bahwa reaksi atau kecepatan reaksi
adalah kemampuan untuk menjawab rangsangan atau stimulus secara akustik, optik
dan taktil dengan cepat.
Rangsangan akustik merupakan rangsangan yang diterima
melalui indera pendengaran seperti bunyi pistol saat lari jarak pendek, ataupun
bunyi pluit, tepukan tangan, dan sebagainya.Sedangkan rangsangan optik
merupakan rangsangan yang diterima melalui indera penglihatan (mata), seperti
seseorang bergerak dengan memperhatikan gerakan tangan pelatihnya dan mengikuti
arah gerakan tersebut dengan bergerak maju, mundur, ke kiri ataupun ke arah
kanan.
Bisa juga melalui rangsangan dengan menggunakan cahaya, bola, dan
lain-lain.Sementara rangsangan taktil adalah rangsangan yang diterima melalui
indera peraba kulit (taktil), misalnya dengan sentuhan pada tangan, ataupun
tepukan pada pundak tubuh bagian belakang.
0 Comments:
Post a Comment